Melalui paroki paroki dapat menyadarkan umat bahwa paskah adalah hari terbesar bagi umat kristiani karena jika Yesus tidak bangkit, tidak ada gunanya umat berdoa dan merayakan Ekaristi. Tapi Yesus hidup dan hadir lagi,
“Walaupun tidak bisa hadir di komuni karena pandemic tapi tuhan tetap hadir. Keluarga menjadi penting sebab keluarga adalah gereja terkecil.
Bapak dan ibu berperan penting sebagai gembala keluarga membimbing anak mengajak berdoa, saling mengampuni,” ujarnya.
Baca Juga: Persiapan Gereja Paroki Santo Yoseph Menyambut Hari Raya Paskah
Gereja mengharapkan pandemic menimbulkan berbela rasa, baik di rumah tangga, lingkungan, paroki dan keuskupan.
Gereja semakin peka karena banyak penderitaan akibat pandemic. Bela rasa diharpakan seperti Allah berbela rasa dengan manusia meskipun tidak berdosa, rela disalibkan dan mengalahkan dosa, meberi terang dalam hidup.