Palembang, Sonora.ID – Umat Katolik di Sumatera Selatan tahun ini merayakan Paskah dengan tema Membangun Ekonomi yang Berbela Rasa, Semakin Bertobat, Semakin Solider.
Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ kepada Sonora (31/03/2021) mengatakan bahwa melalui tema ini mengajak umat kristiani semakin berbela rasa dengan merenungkan selama empat minggu penderitaan Yesus, juga kasihnya, wafat disalib merupakan berbela rasa kepada manusia.
“Kita merenungkan Kristus yang hidup ditengah – tengah kita. Kebesarannya dan penderitaannya disalib hendaknya menjadi terang bagi kita dan berbela rasa dengan sesama,” ujarnya.
Pada kondisi seperti sekarang, kesulitan menyangkut ekonomi dan kesehatan, maka temanya semakin solider terhadap sesama yang menderita, tersingkirkan, tidak diperhatikan terutama yang kehilangan pekerjaan. “ kita harus berbela rasa,” ucapnya.
Baca Juga: Sebanyak 128 Ribu Masyarakat Denpasar Sudah Terima Vaksinasi Covid-19
Rangkaian Tri Hari Suci dimulai dari minggu pertama, Yesus masuk ke Yerusalem untuk menghadapi penderitaannya. Pertama disambut dengan palma, diharapkan menjadi mesias menghadapi penjajahan Roma, tapi sebaliknya mau menderita dan mau menemani manusia yang lemah dan disalib.
Menjelang hari Kamis, Tri Hari Suci, hari kamis putih malam perjamuan terakhir, dilanjutkan misa kudus enkaristi, Jumat disalibkan dan minggu bangkit dari kematian.
“Kita diharapkan merenungkan agar mati terhadap diri sendiri agar bisa memberi hidup kepada yang lain,” ujarnya.
Protocol masih terus berjalan, ada beberapa paroki yang lockdown tapi di beberapa tempat sudah ada yang bisa bertatap muka dengan protocol kesehatan. “Seperti dulu belum bisa, gereja jangan jadi tempat kerumunan yang menyebarkan virus,” ujarnya.
Melalui paroki paroki dapat menyadarkan umat bahwa paskah adalah hari terbesar bagi umat kristiani karena jika Yesus tidak bangkit, tidak ada gunanya umat berdoa dan merayakan Ekaristi. Tapi Yesus hidup dan hadir lagi,
“Walaupun tidak bisa hadir di komuni karena pandemic tapi tuhan tetap hadir. Keluarga menjadi penting sebab keluarga adalah gereja terkecil.
Bapak dan ibu berperan penting sebagai gembala keluarga membimbing anak mengajak berdoa, saling mengampuni,” ujarnya.
Baca Juga: Persiapan Gereja Paroki Santo Yoseph Menyambut Hari Raya Paskah
Gereja mengharapkan pandemic menimbulkan berbela rasa, baik di rumah tangga, lingkungan, paroki dan keuskupan.
Gereja semakin peka karena banyak penderitaan akibat pandemic. Bela rasa diharpakan seperti Allah berbela rasa dengan manusia meskipun tidak berdosa, rela disalibkan dan mengalahkan dosa, meberi terang dalam hidup.