Namun Ia memastikan, bahwa bukan hal itulah yang menyebabkan Echa tertidur. Melainkan karena gangguan syaraf di bagian otak.
"Kalau kasus Echa ini bukan karena kasus infeksi. Ini berhubungan dengan gangguan atau kelainan syaraf di otak yang berhubungan dengan tidur," tambahnya lagi.
Ia membeberkan, pada kasus ini, Echa yang diduga menderita sindrom Kleine-Levin (KLS) yang menyebabkan tidur jangka panjang, namun kondisi tubuh tetap normal.
Baca Juga: Dianggap Tak Fasih Bahasa Inggris, Miss Eco Indonesia Jadi Perbincangan Warganet
Apalagi berdasarkan keterangan pihak keluarga, yang menyatakan bahwa Echa menjadi korban kecelakaan pada 2016 lalu.
"Ya mungkin saja. Karena terjadi kecelakaan ada darah menggumpal sedikit yang kebetulan merangsang daerah syarafnya, yang memicu rasa ingin tidurnya yang berlebih. Itu bisa juga," katanya.
Lantas, apakah bisa disembuhkan? Terkait hal itu, Kepala Divisi Nefrologi tersebut mengungkapkan perlu MRI atau pencitraan resonansi magnetik yang lebih detail dan cukup menguras biaya.
"Harus ada pemeriksaan lebih detail. Cuma saat ini ada di Jepang alat MRI yang cukup detail," tuntasnya.