Banjarmasin, Sonora.ID - Sebanyak 358 anak usia pendidikan dasar di Kalimantan Selatan terpapar Covid-19 pada Maret lalu.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang semakin tidak terkendali, sejumlah daerah di Kalimantan Selatan justru memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada bulan Maret.
Lantas, apakah pembukaan PTM tersebut berdampak pada peningkatan kasus pada anak usia sekolah?
Baca Juga: Vaksinasi Hingga Protokol Kesehatan Jadi Syarat Wajib Sekolah Tatap Muka
Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin menuturkan, berdasarkan data New All Records dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, tercatat adanya peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan pada anak usia pendidikan dasar (6-15 tahun).
Pada bulan Februari 2021, jumlah kasus positif Covid-19 yang menimpa anak-anak usia SD dan SMP berjumlah 241 orang. Kemudian pada Maret jumlah kasus baru yang terjadi pada anak-anak usia ini bertambah sebanyak 358 kasus.
"Data ini menunjukkan adanya indikasi peningkatan kasus di bulan Maret sebesar 49% seiring dengan dimulainya PTM," ucapnya saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin, Senin (12/04) siang.
Lalu, bagaimana dengan kondisinya di Banjarmasin? Mengingat angka kasus di Ibu Kota Provinsi ini masih sangat tinggi. Terkait hal itu, Ia membeberkan bahwa Kasus di kota berjuluk seribu sungai ini tak kalah mengkhawatirkan.
Di mana tercatat sebanyak 92 kasus atau 26 % dari kasus di Provinsi itu berasal dari kota Banjarmasin, yang menimpa anak usia pendidikan dasar atau usia sekolah SD dan SMP (6-15 tahun).
"Bulan Februari kasus anak usia pendidikan dasar yang terjadi di banjarmasin sebanyak 50 kasus. Artinya pada bulan Maret ada peningkatan kasus baru sebanyak 42 kasus dibandingkan Februari. Atau bertambah sebanyak 84%," tandasnya.
Baca Juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Wagub DKI: Cuma 20 Persen Orang Tua yang Setuju
Melihat situasi di atas, Ia pun menyarankan agar Pemerintah Daerah menghentikan pelaksanaan PTM di sekolah. Alias mengembalikan ke sistem pembelajaran secara online atau daring.
Meski pun hingga Maret 2021, belum ada data kasus kematian pada anak usia pendidikan dasar. Namun yang dikhawatirkan, anak-anak yang terpapar Covid-19 akan menjadi carrier virus Corona khususnya di tengah keluarganya.
"Sebenarnya sebelum PTM sudah ada kasus. Karena anak-anak bisa saja tertular dari keluarganya atau ketika keluar rumah. Namun dengan adanya PTM, itu meningkatkan risiko penularan pada mereka. Begitu pula penularan mereka meningkatkan risiko penularan terhadap orang dewasa dan berusia lanjut," tuntasnya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto tak menampik bahwa ada siswa yang terpapar virus corona selama berlangsungnya PTM.
"Ada satu orang murid SMP. Tapi, tidak terpapar di sekolah. Melainkan, terpapar di rumah karena keluarga," ucapnya, Senin (12/04).
Totok mengatakan, selain murid ada pula guru. Meski dirinya tak mengetahui secara pasti berapa jumlah guru yang terpapar virus corona, tapi ia mendapatkan informasi bahwa setidaknya ada empat guru yang terpapar virus asal Wuhan itu.
"Ada guru SD dan guru SMP. Dari penelusuran, juga tidak tertular pada saat di sekolah. Tapi juga di rumah, tertular karena keluarga," tambahnya.
Baca Juga: Saran DPRD Makassar, Uji Coba Sekolah Tatap Muka Dimulai di Kepulauan
Ia juga menjelaskan, sesuai kebijakan, mereka yang terpapar harus mengikuti isolasi mandiri. Tidak diperkenankan mengikuti PTM.
"Gejalanya ada flu dan batuk, tapi tidak ada yang sesak nafas," bebernya.
Di sisi lain, ia juga menjelaskan bahwa hingga sekarang masih menunggu laporan dari masing-masing sekolah terkait apakah ada siswa atau guru lainnya yang terpapar virus corona.
"Masing-masing sekolah belum ada laporannya. Hanya saja, dari informasi yang saya dapat memang ada guru dan murid yang terpapar," tambahnya.
Lantas, apakah rencana PTM pada Juli nanti bakal tetap digelar? Mengenai hal itu, Ia mengaku optimis PTM bisa digelar dan tetap akan merencanakannya. Sebagaimana Surat Keputusan Bersama IV Menteri, sekolah harus menyediakan layanan PTM.
"Memang tidak wajib, tetapi ketika orang tua menginginkan PTM, maka sekolah harus melayani," tutupnya.
Hal Senada juga disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin, Machli Riyadi. Ia mengaku, hingga saat ini belum menerima laporan dari gelaran PTM. Apakah ada guru maupun murid yang terkonfirmasi positif virus corona.
Namun, Ia seakan yakin bahwa ketika digelarnya PTM tak ada siswa atau guru yang terpapar virus corona.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Uji Coba Belajar Tatap Muka Terbatas di Makassar
Alasannya, karena berdasarkan evaluasi dan kunjungan pihaknya di beberapa sekolah secara langsung, protokol kesehatan tampak berjalan dengan baik.
"Kalaupun ada yang tidak ketat, mungkin hanya satu. Dan itu sudah kami koordinasikan kepada Kepala Disdik dan sudah ditindaklanjuti," tuntasnya.