Sebelum menutup sambutannya, Safrizal tak lupa berpesan untuk menghindari pembakaran untuk pembukaan lahan dalam proses PSR atau replanting untuk menghindari atau mengurangi hotspot karhutla. Mengingat bulan Juni sudah memasuki musim kering
“Jangan dibakar ya lahannya, bahaya bisa Karhutla nanti,” tuturnya
Dirjen Perkebunan yang diwakili Agus Hartono yang juga Ketua Tim PSR mengungkapkan bahwa sumber dana dari program PSR ini sendiri adalah dari hasil pungutan ekspor yang dikelola oleh BPDB.
“Sumber dana dari program ini adalah dana dari pungutan ekspor yang di sub kelolakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan yang bekerja sama dengan Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian” ucap Agus.
Baca Juga: Pulihkan Pertanian Pasca Banjir, Mentan Serahkan Bibit Padi untuk Petani di Kabupaten Banjar
Selanjutnya, Agus juga menyampaikan 3 sasaran PSR atau replanting sawit.
“Ada 3 sasaran PSR atau replanting, yaitu kelapa sawit yang berumur diatas 25 tahun, yang kedua produksinya kurang dari 10 hektar per tahun, dan yang ketiga adalah benih yang tidak bersertifikat” ucapnya dalam sambutannya mewakili Dirjen Perkebunan.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi target PSR di Kalsel pada tahun 2018 sampai dengan 2020 adalah 10.517 hektar, sedangkan target PSR di tahun 2021 sendiri adalah 3.500 hektar yang terbagi di 5 kabupaten.
Yakni 1000 hektar Kabupaten Banjar, 500 hektar di Kabupaten Kotabaru, 1000 hektar di Kabupaten Tanah Bumbu, 500 hektar di Kabupaten Tanah Laut, dan 500 hektar di Kabupaten Batola.
Suparmi juga sampaikan bahwa tujuan dari program ini sendiri pada intinya adalah membantu petani sawit rakyat.
“Tujuan dari program PSR ini adalah membantu petani sawit rakyat. Memperbarui perkebunan kelapa sawit dengan kelapa sawit yang berkualitas dan berkelanjutan, serta meningkatkan produksi dan produktifitas kelapa sawit” ucap Suparmi dalam sambutannya.