Tradisi Dugderan Khas Semarang Tetap Berjalan Dengan Prokes Ketat

13 April 2021 15:10 WIB
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) terlihat menabuh beduk di Masjid Agung Kauman Semarang dalam gelaran tradisi Dugderan di Kota Semarang, Minggu (11/4/2021)
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) terlihat menabuh beduk di Masjid Agung Kauman Semarang dalam gelaran tradisi Dugderan di Kota Semarang, Minggu (11/4/2021) ( Humas Pemkot Semarang)

Puncak tradisi Dugderan adalah kirab Warak Ngendog, replika binatang bertubuh kambing dan berkepala naga dengan hiasan kertas warna-warni yang melambangkan budaya Tionghioa, Arab, dan Jawa.

Warak Ngendog yang merupakan maskot Dugderan ini diarak bersama dengan karnaval yang disaksikan ribuan masyarakat di sepanjang jalan yang dilewatinya.

Namun, di 2 tahun terakhir, arak-arakan Dugderan dari Balaikota ke Masjid Kauman Semarang ditiadakan,mengingat dunia tengah dilanda pandemi dan pemerintah menegaskan untuk social distancing dan phisical distancing sehingga tidak boleh mengadakan acara keramaian yg menciptakan kerumunan.

Baca Juga:  Mengenal Tradisi Kopi Arab dari Masjid Layur Semarang

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm