Orang optimis kerap kali terlalu berpegang pada pemikiran positif dan imannya, kemudian menyatakan tidak mungkin akan hal-hal buruk yang sebenarnya sangat mungkin untuk terjadi.
Sehingga, orang optimis ini terkadang tidak mengusahakan apapun dari peluang yang ada, karena berserah dengan keadaan dan kurang realistis.
“Sering kali dikatakan, orang optimis, saking optimisnya dia pasif,” sambung Martin menegaskan.
Baca Juga: 3 Alasan Pentingnya Self-Discipline, Anthony Dio Martin: Belajar dari Orang Sukses
Dengan demikian, Martin mengimbau agar seluruh manusia tak hanya berhenti pada pemikiran yang optimis, tetapi juga membangun sifat yang possibilist.
Karena orang yang possibilist ini memiliki pemikiran yang positif, namun tetap realitis dan berusaha mengambil peluang di tengah tantangan di dalam hidup.
“Orang possibilist tidak menolak fakta, tapi di sisi lain meski di sisi buruk sekalipun, dia mencoba untuk melihat hal apa yang mungkin bsia dia lakukan yang bisa berbuah sesuatu yang baik. Jadi orang ini masih berusaha untuk melakukan sesuatu,” jelas Martin.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengontrol Perasaan Emosional untuk Hidup Mindful?