Sonora.ID - Sifat optimis kerap kali ditanamkan bahkan sejak kecil untuk selalu melihat sisi baik dalam hal buruk sekalipun, sehingga tidak mudah putus asal.
Bahkan, Master Trainer, Anthony Dio Martin dalam program Smart Emotion di Radio Smart FM menegaskan bahwa orang-orang optimis ini akan membawakan nuansa yang ceria dan positif di lingkungannya.
“Jelek enggak? Enggak. Bagus enggak? Bagus. Karena apa? Kalau kita lihat dari sisi optimis, bagusnya adalah itu membuat kita tetap ceria, orang-orang yang optimis yang ada di sekitar kita akan membuat kita feel so good,” jelas Martin.
Baca Juga: 3 Tanda Anda Seorang Possibilist, Anthony Dio Martin: Manusia Langka!
Meski demikian, di sisi lain, orang yang terlalu optimis cenderung akan menutup pemikiran realitisnya terhadap kenyataan yang terjadi di depan mata.
Martin bahkan menegaskan bahwa orang optimis kerap kali justru menjadi orang yang pasif atau tidak melakukan apa-apa.
“Bahayanya adalah kadang-kadang orang optimis ini jadi tidak realistis. Kadang terlalu percaya, sampai-sampai orang optimis bisa berakhir dengan do nothing, enggak melakukan apapun,” tegasnya menambahkan.
Baca Juga: 4 Cara Membangun Self-Discipline, Anthony Dio Martin: Lakukan Prinsip 12 Detik
Orang optimis kerap kali terlalu berpegang pada pemikiran positif dan imannya, kemudian menyatakan tidak mungkin akan hal-hal buruk yang sebenarnya sangat mungkin untuk terjadi.
Sehingga, orang optimis ini terkadang tidak mengusahakan apapun dari peluang yang ada, karena berserah dengan keadaan dan kurang realistis.
“Sering kali dikatakan, orang optimis, saking optimisnya dia pasif,” sambung Martin menegaskan.
Baca Juga: 3 Alasan Pentingnya Self-Discipline, Anthony Dio Martin: Belajar dari Orang Sukses
Dengan demikian, Martin mengimbau agar seluruh manusia tak hanya berhenti pada pemikiran yang optimis, tetapi juga membangun sifat yang possibilist.
Karena orang yang possibilist ini memiliki pemikiran yang positif, namun tetap realitis dan berusaha mengambil peluang di tengah tantangan di dalam hidup.
“Orang possibilist tidak menolak fakta, tapi di sisi lain meski di sisi buruk sekalipun, dia mencoba untuk melihat hal apa yang mungkin bsia dia lakukan yang bisa berbuah sesuatu yang baik. Jadi orang ini masih berusaha untuk melakukan sesuatu,” jelas Martin.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengontrol Perasaan Emosional untuk Hidup Mindful?