Urusan bencana dan kebakaran menjadi sama pentingnya seperti kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum tata ruang, perumahan dan sosial. Penanganan bencana dan kebakaran juga termasuk dalam prioritas anggaran agar dapat memberikan pelayanan terbaik.
Adapun standar pelayanan kebencanaan dan kebakaran terbagi menjadi tiga jenis, yakin ketersediaan informasi bencana yang memuat tentang informasi penting terkait potensi-potensi bencana masing-masing wilayah dan daerah.
Kedua adalah kesiapsiagaan yang biasanya dilakukan dengan penyusunan rencana kontinjensi berdasarkan tiap-tiap potensi bencana. Dan yang terakhir adalah tanggap darurat dan pasca bencana.
Baca Juga: Transisi Musim Kemarau ke Hujan, Ini Peringatan BMKG Bagi Warga Makassar
Mengenai potensi Karhutla, lanjut Safrizal, sampai saat ini masih belum ada terdeteksi hot spot atau titik api di daerah Kalsel.
“Kita sudah apel beberapa bulan yang lalu untuk kesiapan menghadapi karhutla dan untuk saat ini masih zero spot dan mudah-mudahan zero terus," ucapnya.
Daerah juga akan turunkan apel kesiapsiagaan di tingkat kabupaten/kota sampai desa untuk melakukan upaya-upaya mitigasi terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Kita harap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kalsel dapat minimum dengan persiapan yang lebih baik” terang Safrizal.
Sementara itu Danrem 101 Antasari Brigjen TNI Firmansyah mengatakan dalam menghadapi potensi karhutla adalah lebih baik mencegah dan menyiapkan semua kemampuan dan peralatan daripada nanti saat diminta terjun di lapangan belum siap.
Baca Juga: Antisipasi Dampak Musim Hujan, Pemko Banjarbaru Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana