Sonora.ID - Buang air besar (BAB) tidak lancar dan mengeluarkan darah pada saat BAB menjadi salah satu hal yang kerap kali terjadi dan dianggap ringan.
Padahal, hal ini bisa menjadi gejala terjadinya kanker kolon atau usus besar yang ternyata masuk ke dalam bagian kanker terbanyak di Indonesia keempat, setelah kanker payudara, serviks, dan kanker paru-paru.
Memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit Ambeien, dr. Dion Ade Putra dari Mayapada Hospital dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, memaparkan beberapa pembeda dari dua kondisi tersebut.
Baca Juga: Mengenal Kanker Usus, Penyakit yang Merenggut Nyawa Chadwick Boseman
“Kalau BAB berdarah itu adalah satu indikasi untuk memeriksakan diri ke dokter. Ada keluhan BAB berdarah adalah suatu pertanda ada sesuatu gangguan di ususnya, apakah ambeien atau kanker itu butuh pemeriksaan lebih lanjut saat bertemu dengan dokter,” jelasnya menegaskan.
Ambeien
Sama-sama terjadi pendarahan pada saat BAB, yang berbeda adalah proses pendarahannya, yaitu pada ambeien darah akan menetes setelah BAB terjadi.
Baca Juga: Dokter: Diare Memang Penyakit Ringan Tapi Jangan Disepelekan, karena…
“Darahnya menetes setelah feses keluar. Jadi feses dulu keluar, kemudian disusul tetesan darah segar, sehingga warna air di kloset berubah menjadi merah,” sambung dr. Dion.
Pada ambeien yang sudah parah, biasanya terdapat benjolan yang bisa keluar masuk atau bisa dimasukkan dengan bantuan tangan.
Baca Juga: Apa Itu Diare? Dokter: Penyakit Rakyat yang Kadang Justru Disukai
Kanker kolon atau kanker usus besar
“Kalau sebelah kiri, biasanya darahnya bercampur di ujung feses, sehingga warnanya merah-merah kecoklatan gitu,” jelasnya.
Sedangkan, jika terjadi di kolon sebelah kanan, maka tandanya adalah terjadi diare, disertai adanya lendir dan darah, kondisi ini biasanya disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun.
Perbedaan tersebut bisa menjadi dasar untuk mengindikasikan kondisi BAB berdarah, tetapi tetap perlu segera memeriksakan diri kepada dokter sehingga indikasi menjadi lebih pasti dan bisa segera ditangani.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu Sembelit yang Masih Aman dan Bisa Ditolerir?