"Ada kenaikan 225 persen. Artinya mobilitas masyarakat tidak diikuti Prokes yang menjadi pemicu peningkatan kasus," kata Khofifah.
Khusus untuk para Imam, Muadzin, dan Marbot harus sudah dilakukan vaksinasi. Selain itu, jamaah juga diimbau untuk berwudhu di rumah, membawa sajadah sendiri dan memastikan membawa kantong untuk menaruh alas kaki.
"Alas kaki wajib dimasukkan kantong, dibawa masuk ke dalam masjid, untuk menghindari kerumunan. Nantinya alas kaki wajib ditaruh di samping shaf sholat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Muslimat NU ini juga menjelaskan, sebelum memasuki wilayah masjid, jamaah diwajibkan menggunakan masker. Disamping itu juga menyiapkan uang tunai atau cashless untuk Infaq.
"Sebelum memasuki masjid jamaah juga akan dilakukan pengecekan suhu tubuh, masuk bilik sterilisasi dan mencuci tangan. Nantinya setiap masjid juga akan diwajibkan untuk jaga jarak sesuai dengan tanda shaf jamaah," jelas Gubernur.
"Prinsipnya menghindari kerumunan dengan penerapan protokol kesehatan," jelasnya.
Gubernur Khofifah juga menambahkan, hal-hal terkait dengan pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1442 Hijriyah, seperti mengunjungi sanak keluarga, takbiran dan lain sebagainya diharapkan tetap mematuhi imbauan pemerintah.
"Mohon semuanya dijaga. Mohon kali ini tidak usah melakukan takbiran keliling," jelasnya.
Dirinya pun berpesan kepada masyarakat agar memastikan bahwa semua protokol kesehatan (Prokes) harus dijalankan dengan disiplin, detail dan teliti.
"Kali ini, kita semua harus melakukan proses teridentifikasi, juga harus dilihat dengan persentase tertentu. Jadi kalau ada wilayah masih masuk dalam Zona Orange, maka maksimal kapasitas masjid hanya 25 persen. Oleh karena itu, mendaftarkan lebih awal, lebih baik," imbau Gubernur.
Dirinya pun berharap, proses pendaftaran para jamaah untuk mengikuti Sholat Ied menjadi sesuatu yang penting. Yakni agar setiap jamaah bisa melaksanakan ibadah dengan rasa aman.