Ia menyampaikan, ada beberapa kerjasama yang bisa disepakati antar sekolah. Seperti, pertukaran pelajar dan guru, hingga belajar manajemen sekolah.
Apalagi, pihaknya menyadari bahwa tidak semua anak dilahirkan memiliki kelebihan matematika ataupun bahasa indonesia. Sebab, kadang di antara anak itu memiliki kelebihan lain di bidang ekstrakulikuler seperti olahraga.
“Nah, itulah yang kemudian kita kerjasamakan. Karena tidak menutup kemungkinan anak tersebut tumbuh mandiri dan berkembang, bahkan melampaui anak yang lainnya bukan dari sisi pelajaran-pelajaran intra,” terangnya.
Baca Juga: Sholat Idul Fitri, Gubernur Jatim Ingatkan Jaga Jarak, Tidak Bersalaman, dan Durasi Khutbah
Rencananya, program sister school ini akan mulai berjalan setelah lebaran. Meski demikian, Supomo menyatakan bahwa saat ini persiapan-persiapan untuk menjalankan program tersebut telah dilakukan.
“Bahwa kita punya keinginan yang luar biasa untuk memajukan pendidikan di Surabaya,” ungkap Supomo.
Di waktu yang sama, Kasi Kurikulum Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya, Iswati menjelaskan, semula, kerja sama kemitraan ini berdasarkan keunggulan dan kebutuhan sekolah. Namun, antusias beberapa sekolah yang membuat sekolah mengusulkan secara mandiri kepada Dispendik Kota Surabaya.
“Jumlah keanggotaan kerja sama kemitraan ini berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan target capaian yang akan diperoleh masing-masing satuan pendidikan,” kata Iswati.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Wali Kota Surabaya Imbau Warga Tidak Mudik