Tugasnya, melakukan pengawasan untuk memastikan diterapkannya protokol kesehatan. Teknisnya, tim yang terdiri dari guru akan berkeliling dan menegur siswa yang tidak memakai masker atau tidak menjaga jarak.
"Langkah awal bagi kita membentuk tim Covid 19 di lingkungan SMP 15. Ada Job desk mereka," ujarnya saat ditemui.
Tim dibentuk berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan komite sekolah atau perwakilan orang tua siswa.
Mereka sepakat membuka sekolah tatap muka dengan syarat penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Sister School, 60 Sekolah di Kota Surabaya Jalin Kerjasama
Dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan. Disisi lain, pihak sekolah tetap menyiapkan alternatif bagi pelajar yang ingin mengikuti pembelajaran secara daring.
"Itu ada surat pernyataan yang ditandatangani orang tua siswa bahwa mereka mendukung sekolah tatap muka. Ada juga yang tidak siap mengikutkan anaknya, bisa ikuti secara daring," jelasnya.
Dia menjelaskan teknis belajar tatap muka di tengah pandemi yakni pada pukul 07.30 Wita guru diwajibkan sudah ada di dalam kelas. Sehingga, jika tempat duduk siswa bisa lebih terarah. Jaga jarak di dalam kelas harus diterapkan.
"Kalau siswa masuk jam 8 pagi, kami minta guru sudah ada jam 7.30 wita. Supaya bisa melakukan pengarahan," sambungnya.
Selain itu, pihak sekolah juga menegaskan tidak akan membuka kantin selama sekolah tatap muka berlangsung. Seluruh siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah sebab dipastikan tidak ada jam istirahat.
Selain membentuk tim pengawas, pihak sekolah juga telah menyiapkan sarana dan prasarana.
Protokol kesehatan seperti wastafel di depan kelas dan tanda jaga jarak telah dipasang.