Terpisah, Vaksinolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Yenni Yusuf mengungkapkan, ada dua pemicu vaksin astrazeneca ditarik dari peredaran. Pertama adanya kasus kematian pascavaksinasi yang terjadi di Jawa.
Kejadian yang sama juga terjadi di luar negeri. Beberapa laporan terjadi kasus trombosis atau pembekuan darah dibagian otak yang bisa menyebabkan kematian. Olehnya itu, negara-negara di Eropa membatasi penggunaan vaksin astranecea tersebut.
"Tapi belum dipastikan juga kematiannya karena vaksin atau ada sesuatu yang lain. Tentu saja ada kehati-hatian, harus dilakukan pemeriksaan kembali seperti yang diputuskan Pemerintah," tuturnya.
Baca Juga: Pemerintah Kota Surabaya Terima Tambahan Vaksin Covid-19 21.770 Vial
Diketahui, total produksi astrazeneca batch CTMV547 berjumlah 448.480, jumlah ini termasuk dalam 3.853.000 dosis vaksin astrazeneca yang diterima Indonesia pada 27 April lalu melalui COVAX FacilituLWorld Health Organization (WHO).
Penghentian distribusi vaksin sebagai tindak lanjut laporan Kejadian Pasca Imunisasi (KIPI) dimana dua warga DKI Jakarta meninggal usai divaksin.