Kematian Akibat Preeklampsia di Indonesia Masih Tinggi, Waspada!

25 Mei 2021 16:50 WIB
Dr. Raissa Nurwany, Sp.Og dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang dalam acara Bincang Dokter (24/05/2021)
Dr. Raissa Nurwany, Sp.Og dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang dalam acara Bincang Dokter (24/05/2021) ( Jati Sasongko)

 

Palembang, Sonora.IDPreeklampsia berasal dari dua kata. Pre artinya sebelum, eclampsia artinya kejang, dalam Bahasa Latin. Dr. Raissa Nurwany, Sp.Og dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang dalam acara Bincang Dokter (24/05/2021) mengatakan bahwa preeklampsia adalah bagian dari darah tinggi dalam kehamilan.

“Darah tinggi dalam kehamilan ada dua jenis, pertama dari awal sebelum hamil atau hipertensi kronik. Kedua selain darah tinggi ditemukan protein dalam urin dan gangguan dari orang tubuh lain seperti ginjal, hati, otak dan pembekuan darah,” ujarnya.

Ia menambahkan preeklampsia perlu diedukasi kepada masyarakat karena hipertensi dalam kehamilan menempati urutan kedua penyebab kematian pada ibu-ibu hamil diseluruh dunia, dimana angka 25 % dari seluruh kematian disebabkan hipertensi dalam kehamilan, salah satunya preeklampsia.

Baca Juga: Ini Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat Melihat Seseorang Kejang-Kejang

“Bulan mei tanggal 22 Mei diperingati sebagai hari preeklampsia sedunia. Di Indonesia angka kematian ibu tahun 2019 mencapai 306 per 100 ribu kelahiran hidup, sementara target pemerintah adalah 70 kasus per 100 ribu kelahiran hidup. Hampir 5 kali dari target. Oleh sebab itu kita perlu tahu dan aware,” tukasnya.

Ia menjelaskan preeklampsia memiliki gejala antara lain mual muntah yang hebat, nyeri kepala dan ulu hati dan bisa kejang.

“Penting mencegah diawal-awal, bila tekanan darah tinggi diatas 140/90 dan ada protein dalam urin.  Kebanyakan ibu hamil tidak ada gejala, maka penting cek tekanan darah, bila ada mual, pusing diatas kehamilan 20 minggu sebaiknya periksa tekanan darah dan urin apakah ada proteinnya,” ujanya.

Ia menambahkan kementrian kesehatan menyarankan memeriksa kehamilan minimal 4 kali dalam 9 bulan.

“Satu kali pada trisemester pertama, satu kalai pada trisemester dua dan dua kali di trisemester akhir. Lebih sering lebih bagus,” tukasnya.

Ia mengatakan preeklampsia penyebabnya belum pasti secara teori, tidak ada obat khusus hanya diberikan obat untuk mencegah dari perburukan.

“Penting bagi ibu hamil untuk memeriksa kehamilan, tidak harus ke spesialis ke bidan atau pusksesmas bisa. Petugas akan memeriksa tekanan darahnya bila tinggi dan menunjukkan gejala preeklampsia, baru nanti dirujuk ke spesialis untuk mendapatkan obat-obatan yang dapat mencegah perburukan,” ujarnya.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Keguguran, Dokter Boyke Bagi Tips Program Hamil Pasca Keguguran

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm