Kesaksian Ajudan Ungkap Koordinasi Nurdin Abdullah dan Edi Rahmat Dalam Mengurus Proyek

4 Juni 2021 18:15 WIB
Suasana sidang terdakwa Agung Sucipto, kontraktor penyuap Nurdin Abdullah
Suasana sidang terdakwa Agung Sucipto, kontraktor penyuap Nurdin Abdullah ( Dok Smartfm Makassar)

Makassar, Sonora.ID - Dua ajudan Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah (NA) yakni Muhammad Salman Natsir dan Syamsul Bahri membeberkan fakta mengejutkan saat dihadirkan dalam sidang ketiga terdakwa Agung Sucipto yang digelar di Pengadilan Negeri Makassar, kemarin.

Salman maupun Syamsul mengatakan, mereka kerap diperintahkan Nurdin Abdullah mengambil upeti berupa uang titipan dari sejumlah kontraktor.

Syamsul yang menjadi ajudan Nurdin Abdullah sejak menjabat Bupati Bantaeng bahkan menyebut beberapa nama kontraktor di hadapan hakim. Mereka antara lain Robert, Haeruddin, Haji Momo dan Ferry Tenriadi.

Baca Juga: Jadi Tumbal Kasus Nurdin Abdullah, Kabiro PBJ Mengundurkan Diri

Syamsul mengaku mengenal mereka lantaran beberapa kali menghadap langsung dengan Nurdin Abdullah.

"Jadi beliau (NA) menyampaikan ke saya bahwa nanti ada titipan saya tidak tau persis isinya apa tapi perkiraan saya itu uang," ujar Syamsul.

Ia menceritakan pada awal 2021, para kontraktor tersebut secara bergantian menemui Nurdin Abdullah. Setelah itu, ia mendapat perintah menjemput uang titipan dari kontraktor.

"Seingat saya Januari 2021, Haeruddin sudah menghadap. Saya temui beliau di rumahnya di jalan Ratulangi keesokan harinya. Ada titipan uang dalam kardus, dibawa di rujab disimpan di ruang kerja sesuai perintah Gubernur," ucapnya.

Baca Juga: Nurdin Abdullah Perintahkan Ajudan Ambil Uang Titipan Kontraktor

Hal serupa, kata Syamsul, juga dilakukan Haji Momo dan kontraktor lainnya. Syamsul mendapat titipan uang dalam amplop dari Haji Momo sehari setelah menghadap Nurdin Abdullah.

"Setelah Haji Momo menghadap, esok harinya saya disuruh Bapak (NA) ketemu haji momo. Sekitar jam 11 diserahkan amplop ke rumah saya. Besoknya saya serahkan ke Bapak Nurdin Abdullah di kantor," ungkapnya.

Sementara terkait Agung Sucipto alias Anggu, Syamsul mengaku sudah mengenalnya sejak masih bertugas di Dirlantas di Bantaeng 2003 silam. Kala itu, mobil proyek Anggu banyak terparkir di Bantaeng.

Baca Juga: Tolak Bersaksi, KPK Beri Ultimatum Istri Nurdin Abdullah

Kesaksian Syamsul dalam sidang itu juga membantah pengakuan Nurdin Abdullah selama ini. Diketahui, sewaktu terjaring OTT, Nurdin Abdullah membantah terlibat dan mengatakan Edi Rahmat selaku Sekdis PUTR melakukan transaksi tanpa sepengetahuannya.

Namun faktanya, Nurdin Abdullah justru kerap menelpon Edi Rahmat untuk menanyakan proges proyek yang dikerjakan Agung Sucipto. Begitupun sebaliknya, Edi secara intens melapor ke Nurdin Abdullah.

"Kalau Pak NA sering hubungi Edi Rahmat. Biasanya via telpon. Kalau terkait proyek paling sering dengan Edi Rahmat sejak di Bantaeng," tandas Syamsul.

Baca Juga: Berpotensi Jadi Temuan, Pemprov Sulsel Tak Lagi Bayar Gaji Stafsus NA

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm