“Ini diduga karena budaya Lebaran Ketupat yang kemudian dipengaruhi juga oleh banyaknya PMI (Pekerja Migran Indonesia). Jadi, indikator ini yang diduga jadi penyebab, jadi ada klaster keluarga dan transmisi lokal yang penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan,” ungkapnya menjelaskan.
Bahkan, pihaknya juga melihat masih banyak masyarakat yang menganggap dirinya kebal dengan virus corona sehingga abai dengan protokol kesehatan.
Hal ini juga memicu terjadinya lonjakan tersebut karena mereka tidak peduli dengan keselamatan dan kesehatan dirinya mereka sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Lacak Sebaran Virus, Pemkot Makassar Bentuk Tim Covid-19 Hunter
“Ini kan menyangkut perilaku, tentang nilai-nilai kesehatan. Artinya ketika sakit parah, masyarakat baru datang ke rumah sakit,” sambung Agus.
Sebelumnya, pada Kamis, 3 Juni 2021, terdapat 7 kasus baru, 5 kasus pada hari Jumat, dan 4 kasus baru pada Sabtu, 5 Juni 2021.
Agus juga menyebutkan, SDM di Bangkalan cenderung terbatas, serta postur APBD untuk penanganan Covid-19 juga terbilang minim.
Baca Juga: Hasil Swab Negatif Tak Jamin Bersih dari Virus Corona? Ini Kata Dokter
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, dengan judul ‘Kasus Covid-19 di Bangkalan Meledak, Satgas: Banyak Warga Menganggap Kebal Virus’.