Belajar
Banyak orang yang menyebutkan bahwa tantangan dalam kerja di dalam kelompok adalah untuk menyatukan ‘banyak kepala’ yang berbeda.
“Fokusnya adalah untuk belajar map yang berbeda dengan kita. Kita hanya bisa belajar dari orang yang pola pikirnya berbeda dengan kita, kita tidak bisa belajar dari otak yang isinya sama dengan kita,” tegas Hing.
Sayangnya, menghadapi orang yang pola pikirnya berbeda, banyak orang yang justru menolak atau me-reject pola pikir tersebut.
Baca Juga: Cemas vs Gangguan Kecemasan, Konsultan: Cemas Itu Hal yang Positif!
Memahami
“Memahami bukan menyetujui. Ada memang adat istiadat, cara-cara, perilaku, yang mungkin kelompok, negara, suku yang mungkin kita bilang enggak benar. Daripada kita sibuk men-judge mereka, paham bahwa apapun yang dilakukan ada niat positif yang saya tidak mengerti,” jelas Hing.
Hing menegaskan bahwa penting untuk memahami bahwa di setiap perilaku atau kegiatan, akan selalu ada niat positif yang ada di baliknya.
Maka, daripada menilai budaya atau orang lain aneh, lebih baik untuk mencari tahu dan memahami latar belakang perilaku tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Agama di Tengah Keluarga, Reza Rahadian: Pesan Mama Cuma Satu