Sonora.ID - Perputaran roda perekonomian Tanah Air semakin bergerak ke arah yang lebih positif dicerminakan oleh optimisme manufaktur yang ekspansif mendorong laju produksi menguat dan semakin solid, serta ketenagakerjaan juga kembali bertumbuh.
Sejalan dengan itu kenaikan inflasi menunjukkan adanya daya beli masyarakat yang meningkat.
PMI Manufaktur Melaju
IHS Markit pada (2/6) merilis data PMI Manufaktur Indonesia bulan Mei 2021 sebesar 55,3, meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 54,6. PMI Manufaktur sebelumnya dibulan April merupakan yang tertinggi.
Artinya kenaikan di bulan Mei ini merupakan pemecahan rekor lagi dan sudah tercatat menunjukkan ekspansi selama 7 bulan berturut-turut setelah hancur lebur ketika masa PSBB tahun lalu.
Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Penjualan Alat Berat United Tractor Turut Meningkat
Sementara itu, PMI Manufaktur global juga menguat ke level 56 pada Mei 2021, dan merupakan yang tertinggi sejak April 2010, hal ini didorong oleh pertumbuhan yang solid dari permintaan baru, ekspor baru, dan produksi akibat mulai pulih pereknomian dunia terutama di bagian barat yang memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara Asia.
Daya Beli Meningkat, Inflasi Terdorong
Badan Pusat Statistik (BPS) pada (2/6) juga mengumumkan data inflasi per Mei 2021 naik diatas ekspektasi sebesar +0,28% MoM, dan +1,64% YoY menjadi +0,32% MoM, dan +1,68% YoY.
Kenaikan Inflasi ini terjadi karena kenaikan harga dari seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,38%, pakaian dan alas kaki sebesar 0,52%, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03%.
Sementara untuk perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27%,kesehatan sebesar 0,07%, transportasi sebesar 0,71%, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,12%, pendidikan sebesar 0,01%, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,44%, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59%.
Indikasi data ini cukup baik mengingat, konsumsi merupakan komponen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Apabila konsumsi semakin meningkat tetapi tentu saja harus terjaga merupakan indikator ekonomi Indonesia sudah mengalami perbaikan. Tentu saja ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi merupakan katalis IHSG bisa melaju kembali.