Sementara itu, salah satu Pelaku UKM Sumsel, Ardian Hendrawijaya mengatakan, bahwa kendala yang seringkali dirinya alami saat ingin melakukan ekspor yaitu volume produk yang harus sesuai dengan muatan kontainer.
Ia mengakui, proses ekspor yang dilakukannya selama ini selalu menggunakan sistem titip barang.
“Produk yang saya ekspor sistemnya selalu titip ke eksportir karena kuota produk yang saya ekspor sedikit, sedangkan untuk memenuhi satu kontainer angkutan ekspor itu butuh sekian ribu ton sedangkan produk saya volumenya sedikit,” ungkapnya.
Baca Juga: Wakil Gubernur Bali Buka Pameran UMKM Layang-Layang Expo 2021
Ia pun berharap kedepannya prosedur ekspor di Sumsel dapat berjalan dengan baik dan memberikan kemudahan bagi para pelaku UKM.
“Saya harap kedepannya proses ekspor akan lebih dipermudah bahkan barang dalam satu kontainer itu merupakan barang-barang pelaku UKM di Sumsel,” tutupnya.