Sonora.ID - Kesejanteraan keuangan menjadi salah satu hal yang diinginkan masing-masing pribadi, khususnya mereka yang sudah memiliki tanggungan atau keluarga, sehingga ada tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tanggungan tersebut.
Kesejahteraan keuangan memang kerap kali dianggap berbeda dari satu orang dengan orang yang lain, atau bersifat relatif, meski demikian ada hal-hal yang paten menjadi indikator dari sejahtera keuangan tersebut.
Dalam program Smart Financial Wisdom di Radio Smart FM, Pakar Perencanaan Ekonomi, Eko Pratomo dan Mohammad Teguh menyampaikan 3 indikator tersebut.
Baca Juga: Gaji UMR Tetap Hidup Sejahtera, Memang Bisa? Pakar Ungkap Caranya
Mental sejahtera
“Sejahtera itu sering kali adanya di mindset, banyak orang yang punya income dan asset besar, tapi mentalnya bukan mental orang yang sejahtera, sehingga perilakunya seperti orang-orang yang bukan sejahtera,” ungkap Teguh.
Sebaliknya, ada juga orang yang memiliki pendapatan cukup, tetapi memiliki mental yang sejahtera dan hobi berbagi, yang cenderung ditemukan pada masyarakat di kota kecil atau pedesaan.
Jadi, kesejahteraan keuangan adalah ketika seseorang memiliki mental untuk hidup dengan sejahtera dan bahagia dengan kecukupan tersebut.
Baca Juga: 4 Jenis Investasi yang Pas untuk Anak Remaja, Wajib untuk Kemakmuran Masa Depan
Bahagia
“Happiness itu sebenarnya bisa jadi standar kesejahteraan. Meskipun hidup itu tidak sederhana, rumah tangga itu tidak sederhana. Jadi, standar kesejahteraan bisa dicapai sekali oleh orang-orang dengan income UMR,” tegas Teguh.
Teguh bahkan membagikan kisah hidupnya pada saat gajinya sebatas UMR, dan ternyata hidupnya terasa nyaman-nyaman saja, meski terkadang ada keterbatasan.
“Apa lagi sekarang UMRnya sudah rata-rata Rp 4 jutaan,” sambungnya.
Jadi, bahagia tetap bisa dicapai meski memiliki pendapatan UMR, artinya kesejahteraan keuangan pun menjadi hal yang harusnya mudah untuk dicapai.
Baca Juga: Pakar Keuangan: 2 Kesalahan Mendasar yang Bikin Kantong Kosong setelah Lebaran
Tidak besar pasak daripada tiang
Menambahkan apa yang disampaikan, Pakar Perencanaan Ekonomi, Eko Pratomo dalam kesempatan yang sama menegakan bahwa menurutnya, kesejahteraan adalah ketika pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan.
“Buat saya yang namanya sejahtera itu simple, jangan lebih besar pasak daripada tiang, sudah itu saja. Berapa pun gajinya, pengeluaran tidak boleh lebih,” tegas Eko.
Jadi, kata kuncinya adalah mencukupkan diri dengan kebutuhan dan pendapatan yang ada, sehingga tidak ada pengeluaran yang berlebih-lebih.
Baca Juga: Menabung vs Berinvestasi, Pakar Keuangan Ungkap Perbedaannya