Bali, Sonora.ID - Sejak tahun 2018 lalu, Conservation International (CI) Indonesia telah bekerjasama dengan lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Anugerah Wisesa untuk pengelolaan Hutan Desa Dukuh di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem.
Untuk itu, Conservation International (CI) Indonesia melakukan pendampingan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Kelompok Tani Karyawinagun dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi wisata yang ada, seperti pengembangan wisata Trekking Pondok Mimpi Hutan Desa Dukuh dan Pengelolaan Arak Ental Secara Tradisional yang diperoleh dari pohon lontar.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Dukuh, I Wayan Mustana mengatakan bahwa Hutan Desa Dukuh adalah bagian dari program Perhutanan Sosial Nusantara.
Baca Juga: PAD Balikpapan di Sektor Wisata Turun Drastis Akibat PPKM Mikro
Kawasan ini dijadikan objek wisata sebagai upaya untuk mengelola hutan secara berkelanjutan guna menguatkan manfaat ekologis dan ekonominya. Hutan Desa Dukuh ini memiliki luas 455 ha.
Untuk mengembangkan potensi dari Hutan Desa Dukuh, pihaknya mengungkapkan sudah membuat objek wisata berbasis trekking dan juga dengan menggunakan konsep camping, ini terlihat dari adanya pondok segitiga dengan biaya Rp. 250.000 per malam dengan include 2 botol air mineral, kayu api dan kompor.
"Saat ini, kita sudah mempersiapkan wisata trekking, sekaligus bisa melakukan camping atau menginap di rumah segitiga," katanya.
Baca Juga: Goa Pancur Pati, Wisata Perut Bumi yang Belum Banyak Diketahui Orang:
Pihaknya juga menambahkan untuk trekking, ada 2 pilihan yakni yang pertama dengan jarak 3,5 Km dengan estimasi 2,5 jam (Short) dan 6.5 Km dengan estimasi 4,5-5 jam (medium) dan kini, pihaknya masih mempersiapkan untuk trekking sampai puncak.
Lebih lanjut, Mustana mengaku bahwa, keistimewaan dari jalur trekking Hutan Desa Dukuh adalah memiliki topografi start point yang kering, dan sepanjang jalur memiliki pemandangan yang indah dengan hasil-hasil volcano yang sudah terbentuk.
Pihaknya berharap dapat mengembangkan objek wisata ini dan memberikan hal-hal positif kepada masyarakat dukuh terutama yang beraktivitas kehutan sehingga kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif seperti ilegal logging, pembabatan hutan, pencarian batu-batu di hutan serta mampu memberikan penghasilan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat di Desa Dukuh.
Baca Juga: Pesona Keindahan Pemandangan Goa Kreo yang Memanjakan Mata
Selain memiliki kawasan hutan yang bisa dikembangkan, Desa Dukuh Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem ini memiliki struktur lahan yang unik, yang mana sebagian besar adalah lahan kritis sehingga hanya tanaman tertentu yang dapat tumbuh dengan baik, salah satunya pohon lontar. Berdasarkan analisis spasial, diperkirakan jumlah pohon lontar di Desa Dukuh berjumlah 19.393 pohon.
Menurut salah satu petani pembuat arak, I Ketut Kantun mengatakan bahwa 2-3 pohon mampu menghasilkan 28 liter tuak perhari. Dan untuk dapat menghasilkan 1 liter arak, dirinya mengaku membutuhkan 10 liter tuak. Selain itu, dalam sehari dirinya memanjat pohon ental sebanyak 16 pohon.
"Jadi kita ambil tuaknya sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore hari," tambahnya.
Baca Juga: Semangati Bunda Paud Surabaya, Risma: Ayo Kita Ciptakan Anak Tangguh
Kantun mengungkapkan bahwa kegiatan pembuatan arak merupakan salah satu pokok mata pencaharian di Desa Dukuh namun tergantung musim. Seperti sekarang ini, musimnya kering, maka para petani arak akan fokus dalam pengelolaan untuk memproduksi arak.
"Kalau musim hujan, kita di sini akan fokus bekerja di kebun,"tambahnhya.
Manfaat dari arak ental atau arak api, Kantun mengaku bahwa khasiatnya bisa digunakan untuk sarana prasarana upacara, bisa gunakan untuk boreh/urut, dan bisa menghangatkan tubuh. Namun dengan catatan harus sesuai dengan takaran.
Kantun juga menyampaikan dengan potensi Desa yang ada, pihaknya bersama petani arak lainnya yang tergabung dalam Kelompok Tani Karyawinagun akan mengelola komoditi ini dengan baik dan akan dijadikan daya tarik wisata dengan memperhatikan kaedah-kaedah kebersihan, dan kesehatan serta kuat dengan nilai-nilai budaya sehingga nantinya hasil dari produksi arak ini mampu mensejahterakan masyarakat yang ada di Desa Dukuh.
Dan pihaknya berharap adanya bantuan dari pemerintah seperti alat untuk memanjat, dan penyulingan untuk mendukung produksi pembuatan arak ental ini.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Membuka Pesta Kesenian Bali (PKB), dengan Balutan Pakaian 'Payas Agung Bali'