Sonora.ID - Abon adalah salah satu kudapan produk daging yang diolah menjadi kering dengan tekstur cukup ringan serta lembut.
Untuk teksturnya sendiri mirip kapas kasar yang berasal dari Cina. Umumnya abon biasa digunakan sebagai topping untuk banyak makanan, seperti bubur, tahu, nasi, dan susu kedelai yang gurih.
Rasanya yang gurih dan mirip seperti daging membuat banyak orang menyukai abon.
Tidak hanya itu banyak orang berfikir bahwa lantaran berasal dari daging abon dapat dijadikan alternatif sebagai bahan makanan yang memiliki sumber protein.
Namun sayangnya meski lezat dan nikmat abon tidak dapat dikonsumsi setiap hari atau terlalu sering.
Pasalnya sejumlah ahli gizi mengatakan jika terlalu sering dan berlebihan dalam mengkonsumsi abon dapat menyebabkan masalah kesehatan pada tubuh kita.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, 4 Cara Mencegah Terkena Penyakit Kista Ovarium
Seorang ahli gizi asal Gorontalo, DjOKO Sutopo mengatakan bahwa pengolhan abon dengan mengunakan suhu tinggi dapat menyebabkan reaksi pencoklatan sehingga protein daging sapi menjadi rusak dan susah untuk di cerna.
"Makanan yang tidak dapat dicerna tentu tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi dan hanya menjadi sampah. Jadi Abon sebaiknya hanya digunakan sebagai penyedap, bukan sumber zat gizi," ungkap Djoko Sutopo melalui grup Facebook Gerakan Sadar Gizi.
Djoko menuturkan bahwa pengolahan makanan dengan mengunakan suhu tinggi beresiko menyebabkan kerusakan zat gozi baik pada jumlah maupun mutunya.
Salah satu zat yang akan rusak adalah vitamin yang terkandung di dalam makanan tersebut terutama yang larut dalam air.
Baca Juga: 5 Hal yang Terjadi Apabila Tubuh Kurang Tidur, Hati-hati Penyakit Kronis!
Pada dasarnya penggunaan suhu tinggi misalnya digoreng sampai kering, dipanggang, dibakar itu merusak nilai gizi protein (bukan kadarnya) karena terjadi polimerisasi, ikatan kompleks, ikatan silang sehingga enzim yang ada di perut manusia tidak mampu mencerna.
Jadi, menurut Djoko semua bahan makanan yang menjadi coklat atau terbakar karena suhu tinggi adalah rusak.
Sebagai salah satu contoh adalah ikan yang digoreng sampai kering, kerak nasi goreng, kerak roti, kerak mata sapi, daging sate yang terbakar.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Inilah 3 Manfaat Keju Bagi Kesehatan Tubuh
Namun, ahli gizi tersebut menuturkan bahwa bahan makanan masih dapat digunakan dan dicerna tubuh meski melalui proses pengolahan dengan suhu tinggi asalnya dilihat dari kematangan atau warna bahan makanan tersebut.
"Ya boleh, bukan sebagai sumber protein tetapi sebagai teman nasi asalkan tidak terlalu sering karena ada laporan bahwa protein yang terbakar dapat berubah sifat potensial bersifat karsinogenik," jelasnya.
Karsinoneik sendiri dikutip dari Kemkes.go.id adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit Kanker.
Sehingga tentu saja jika terlalu berlebihan mengonsumsi abon maka dampaknya bisa membahayakan nyawa.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Inilah 3 Manfaat Keju Bagi Kesehatan Tubuh