“Ibu menteri sempat meresmikan rumah aman di perusahaan perkebunan karena memang banyak perusahaan perkebunan memiliki tenaga kerja perempuan dan rawan kekerasaan. Tapi saya berharap tidak sebatas itu saja, butuh SDM yang memiliki pemahaman bagaimana menangani kasus kekerasan terhadap perempuan. Sebab bila tidak diberi pelatihan maka perempuan korban kekerasan bisa mengalami kekerasan kembali,” ujarnya.
Dirinya menambahkan sejauh ini kordinasi antara WCC dengan beberapa pemerintah kabupaten kota sudah berjalan cukup baik namun dirinya berharap bisa ditingkatkan terutama dalam hal pengalokasian dana operasional bagi penanganan kasus-kasus kekerasan yang melibatkan organisasi masyarakat sipil.
Baca Juga: Sempat Mengelak, Polisi Akhirnya Tetapkan Suami Nindy Ayunda Tersangka Kasus KDRT
“Karena penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan tidak ada biayanya, padahal ibu menteri mengatakan ada dana alokasi khusus untuk penanganan kekerasan di beberapa kabupaten kota. Kami sudah membentuk beberapa komunitas anti kekerasan terhadap perempuan dibeberapa kabuten. Mereka bisa dilibatkan dan disuport agar pencegahan, penanganan dan pemulihan kekerasan terhadap perempuan maksimal,” tukasnya.
Ia pun berharap masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi prioritas pemerintah, media dan masyarakat serta seluruh stake holder sehingga penagannnya menjadi prioritas tidak asal asalan.
“Saya mengutip perkataan bu Bintang, bila kekerasan terhadap perempuan terkurangi, anak terlindungi maka perempuan akan berdaya dan Indonesia akan maju,” ujarnya.
Baca Juga: Askara Parasady Tersangka, Terbukti Lakukan KDRT terhadap Nindy Ayunda