Sonora.ID - Kacamata memiliki fungsi untuk membantu penglihatan pada orang-orang yang memang mengalami keluhan, sehingga bisa melihat dengan normal kembali.
Memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, softlens pun hadir sebagai alternatif dari penggunaan kacamata.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, baik kacamata maupun kontak lensa tersebut bukan hanya digunakan sebagai alat bantu untuk melihat tetapi juga dijadikan sebagai aksesoris yang bahkan digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Jangan Asal Pakai Kontak Lensa, Perhatikan 6 Cara Aman Pakai Softlens Berikut Ini!
Dalam program Sonora Beauty di Radio Sonora FM, dr. Sri Astri Nanditya selaku dokter mata menyebutkan bahwa memang fungsi kontak lensa ini mengalami pergeseran.
“Softlens itu sekarang banyak dipakai masyarakat luas ya. Sebenarnya itu adalah material berbahan hydrogel yang didesain dan dirancang untuk dapat ditempelkan di depan kornea mata kita. Nah, lensa itu banyak tujuannya, terutama secara medis tujuannya adalah memperbaiki kelainan refraksi, plus atau minus,” ungkapnya memaparkan tujuan awal adanya softlens.
Meski tujuan awalnya adalah murni untuk membantu atau memperbaiki kelainan tersebut, tetapi saat ini kontak lensa bahwa sudah masuk dalam salah satu produk kecantikan.
Baca Juga: Infeksi Mata Hingga Hampir Buta, Salshabilla Akui Kapok Gunakan Softlens
“Softlens pada perkembangannya, saat ini mengalami tren untuk tujuan kosmetik. Biar matanya yang tadinya iris kita atau selaput pelangi kita, jadi kayak bule, bisa biru, hijau, coklat,” sambung dr. Sri.
Terkait dengan keamanan penggunaannya, dr. Sri menegaskan bahwa hal ini memang harus menjadi perhatian nomor satu ketika seseorang memutuskan untuk menggunakan kontak lensa.
Bahkan, pihaknya menyebutkan bahwa di negara-negara maju, kontak lensa tidak diperjual-belikan ‘sebebas’ yang terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Bukan Hanya Mata, Dokter: Pemakaian Gadget juga Bisa Merusak Telinga
“Di negara-negara maju, yang boleh memberikan lensa kontak itu kepada customer hanyalah dokter mata, dengan resep yang diberikan pula oleh optometrist atau ahli pengukur refraksi mata. Tapi kalau di Indonesia ini memang regulasinya terlalu longgar,” tegasnya menambahkan.
Jadi, kalau bicara tentang keamanan, memang dr. Sri menyarankan agar penggunaan softlens ini berdasarkan dengan anjuran dokter atau optometrist.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Mata, Glaukoma: Berikut Gejala dan Penyebabnya