Waspada Karhutla! Mulai Terjadi Peningkatan Jumlah Hot Spot di Sumsel

24 Juni 2021 22:10 WIB
Acara Talkshow Sonora
Acara Talkshow Sonora ( Koleksi pribadi)

Palembang, Sonora.ID – Posko karhutla BPBD Sumsel selalu memantau kondisi lahan di Sumsel melalui satelit dan aplikasi lapan serta songket.

“Sudah ada peningkatan yang cukup significan diawal 2021 hingga saat ini. Januari hingga Februari diangka 20-an, dua digit. Mulai April sampai Juni naik jadi ratusan, tiga digit, angka hotspotnya. Cukup significan,” ujar Ansori, S.Sos, Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel dalam acara The Voice of People (23/06/2021).

Ia menambahkan meskipun di aplikasi terpantau hotspot namun belum tentu titik api atau firespot. Artinya di musim hujan juga terdapat hotspot.

“Dipastikan dulu oleh tim lapangan bahwa hotspot yang terpantau benar-benar titik api atau bukan,” tukasnya.

Namun indikator tersebut sebagai peringatan dini, sebagai rujukan bahwa dengan meningkatnya hot spot potensi kebakaran hutan dan lahan mulai meningkat di Sumsel.

“Menurut BMKG saat ini sebagian Sumsel sudah masuk musim kemarau dibeberapa zoom wilayah,” ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan berbanding lurus dengan kondisi cuaca terutama cuaca ekstrim kemarau.

Baca Juga: Akses Pembiayaan Baru Capai 75 Persen, OJK Targetkan Peningkatan

Artinya semua bisa terbakar. Pengalaman 2015 hampir seluruh wilayah terbakar. Daerah-daerah rawan gambut lebih jadi perhatian karena bila terbakar sulit dipadamkan dan bisa menimbulkan asap tebal dan mengganggu. Terutama di daerah OKI, Muba, Pali, Muaraenim, OI dan sebagian diwilayah timur.

Ia mengatakan upaya-upaya yang dilakukan oleh BPBD lebih kepada upaya pencegahan. Sebab bila sudah terjadi kebakaran akan sulit dipadamkan, butuh biaya, tenaga dan peralatan yang besar.

“Dilapangan juga tidak mudah karena sulit akses jalan dan minimnya sumber air. Water bombing operasionalnnya terlalu tinggi,” ujarnya.

Kesiapsiagaan dilaksanankan secara massif melalui SKPD terkait seperti kehutanan, perkebunan, pertanian.

Guna mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran baik untuk membuka lahan, membersihkan lahan, apalagi unsur ketidaksengajaan seperti membuang punting rokok sembarangan.

“Sudah cukup berhasil dulu massif pertanian sonor, sekarang sudah jauh berkurang. Korporasi yang dulu terindikasi melakukan pembakaran untuk membuka lahan sekarang jauh berkurang karena pengawasan yang ketat dari aparat penegak hokum,” ujarnya.

Baca Juga: Minim Bencana, Cadangan Pangan di Sumsel Belum Tersalurkan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm