Bulan ini saja, kata Ghiri, pihaknya berhasil memutus 9 jaringan narkoba. Mereka membawa narkoba dari Kalimantan dan Sumatera lewat jasa eskpedisi. Penangkapan dilakukan atas kerjasama BNN dengan Polda dan Bea Cukai.
"Dia beli lewat ekspedisi, beli dari Sumatera, Riau masuk ke sini. Ada lewat laut. Kita diberitahu oleh ekspedisi jadi jangan coba-coba lewat ekspedisi pasti ketahuan," ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui 9 jaringan yang ditangkap merupakan jaringan internasional yang berasal dari Cina. Mereka masuk lewat Malaysia, kemudian Kalimantan baru ke Sulsel.
Baca Juga: Kapolda: Sumsel Nyatakan Perang Terhadap Narkoba
Ia tak menampik, bisnis narkoba ibarat pepatah, patah tumbuh hilang berganti. Terlebih, beberapa pabrik gelap pembuatan narkoba (clandestine Lab) juga ditemukan. Tak tanggung-tanggung, kapasitas produksi pabrik narkoba itu mencapai 10-30 kilogram perharinya.
Bahkan pihaknya juga menangkap dua orang yang diduga mencoba memproduksi tembakau gorilla. Rencananya, kedua pelaku akan memproduksi sedikitnya30-40 kilogram tembakau gorilla dalam sehari.
"Dia baru berproduksi sekitar satu bulan jadi belum terlalu banyak, masih coba coba. Ada dua tersangka, mungkin banyak dibawahnya tapi kita tangkap yang pemimpinnya," ungkap Ghiri.