Makassar, Sonora.ID - Badan Narkotika Nasional (BNN) memusnahkan ratusan kilogram barang bukti narkotika jenis ganja, sabu, dan tembakau sintetis.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Hari Anti Narkoba (HANI), Senin (28/6/21).
Pemusnahan barang bukti dilaksanakan di halaman depan Kantor Gubernur Sulsel dan disaksikan sejumlah pejabat. Diantaranya, Kepala BNNP Sulsel Ghiri Prawijaya, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan jajaran Forkopimda.
Peringatan Hari Anti Narkoba di Sulsel turut dihadiri pula Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama jajaran Kementerian Pertanian lainnya.
Baca Juga: Jelang Peringatan HANI, BNNP Jatim Gelar 'Smash On Drugs'
Kepala BNNP Sulsel Ghiri Prawijaya mengatakan, sepanjang 2021 pihaknya telah mengamankan 112 kilogram narkoba.
Dari total barang bukti tersebut, 108 kilogram diantaranya jenis sabu-sabu, kemudian sisanya adalah ganja dan tembakau sintetis atau dikenal dengan tembakau gorilla.
Adapun kasus narkoba terbesar di Sulsel terjadi di Kabupaten Wajo dengan barang bukti sabu seberat 98 kilogram.
"Kalau hitung kilo itu sedikit. 1 gram saja bisa dipakai pake 4-5 orang. Jadi kita bisa menyelamatkan sekitar 520 ribu orang," ujar Ghiri kepada awak media.
Bulan ini saja, kata Ghiri, pihaknya berhasil memutus 9 jaringan narkoba. Mereka membawa narkoba dari Kalimantan dan Sumatera lewat jasa eskpedisi. Penangkapan dilakukan atas kerjasama BNN dengan Polda dan Bea Cukai.
"Dia beli lewat ekspedisi, beli dari Sumatera, Riau masuk ke sini. Ada lewat laut. Kita diberitahu oleh ekspedisi jadi jangan coba-coba lewat ekspedisi pasti ketahuan," ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui 9 jaringan yang ditangkap merupakan jaringan internasional yang berasal dari Cina. Mereka masuk lewat Malaysia, kemudian Kalimantan baru ke Sulsel.
Baca Juga: Kapolda: Sumsel Nyatakan Perang Terhadap Narkoba
Ia tak menampik, bisnis narkoba ibarat pepatah, patah tumbuh hilang berganti. Terlebih, beberapa pabrik gelap pembuatan narkoba (clandestine Lab) juga ditemukan. Tak tanggung-tanggung, kapasitas produksi pabrik narkoba itu mencapai 10-30 kilogram perharinya.
Bahkan pihaknya juga menangkap dua orang yang diduga mencoba memproduksi tembakau gorilla. Rencananya, kedua pelaku akan memproduksi sedikitnya30-40 kilogram tembakau gorilla dalam sehari.
"Dia baru berproduksi sekitar satu bulan jadi belum terlalu banyak, masih coba coba. Ada dua tersangka, mungkin banyak dibawahnya tapi kita tangkap yang pemimpinnya," ungkap Ghiri.