Baik pikiran, perasaan, dan perbuatan diharapkan bisa selaras atau bergerak ke tujuan yang sama yaitu terciptanya produktivitas tersebut.
Mia menegaskan seluruh produktivitas itu akan dimulai dari pikiran terlebih dahulu, yang positif dan ingin melakukan hal yang berguna meski kondisi terlihat kurang memungkinkan.
Sayangnya, pada saat kondisi seperti saat ini, pikiran emosi kerap kali menutupi pikiran rasional sehingga keputusan yang buat pun kurang bijak atau kurang sesuai dengan kondisi sekitar.
Baca Juga: 5 Tips Kembalikan Semangat Bekerja setelah Libur Panjang, Wajib Dicoba!
Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang depresi atau stres di masa pandemi ini, karena memang pikiran emosi tersebut mendominasi dan menutup pikiran rasional.
“Di Indonesia ini, depresinya menduduki peringkat ke 7 sebagai penyebab ketidakmampuan orang untuk bekerja, juga gangguan kecemasan. Ternyata kecemasan dan depresi ini membuat orang menjadi sulit untuk bekerja, tegas Mia.
Berangkat dari pikiran tersebut, barulah pikiran yang produktif perlu diselaraskan dengan perasaan dan perbuatan.
Baca Juga: Bikin Tidak Produktif, Hingdranata: Block Orang Ini dari Media Sosial!