"Kalau saya terus yang turun tangan, seolah-olah saya arogan karena urusan kedewanan dilakukan sendiri," tambahnya lagi.
Pihaknya bahkan juga sudah sempat berdialog dengan perwakilan mahasiswa lewat video konferensi, tak lama setelah aspirasi tersebut disampaikan.
Menurutnya, aspirasi yang sama juga sudah disampaikan, namun keputusannya tetap berada di tangan Presiden selaku kepala negara.
Lebih lanjut Supian menjelaskan, situasi pandemi CoVID-19 seperti sekarang juga memengaruhi keputusannya untuk tidak muncul langsung dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu itu.
Baca Juga: Aksi #SaveKPK Jilid II di Banjarmasin Ricuh Tuntut Kehadiran Ketua DPRD Kalsel
"Saya sudah masuk usia lansia, tergolong rawan tertular. Apalagi beberapa orang terdekat saya baru-baru ini juga dinyatakan positif, karena itu saya lebih menjaga," jelas politikus Partai Golkar itu.
Ia menilai, penyampaian aspirasi lewat audiensi jauh lebih maksimal daripada melalui unjuk rasa yang menimbulkan kerumunan.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi #SaveKPK Jilid III digelar karena ketidakpuasan peserta aksi pasca tidak hadirnya Supian HK, Ketua DPRD Kalimantan Selatan dalam dua kali aksi unjuk rasa.
Supian hanya diwakili oleh Ketua Komisi I, Rachmah Norlias dan anggotanya, yang didelegasikan untuk menyerap aspirasi mahasiswa terkait dugaan pelemahan KPK RI. Mengingat, masalah hukum dan pemerintahan merupakan ranah dari komisi tersebut.