Selain itu, bangunan ini didesain untuk hemat energi listrik guna meminimalisir kemungkinan korsleting arus pendek. Di mana banyak terdapat jendela-jendela berukuran besar, yang bisa digunakan untuk sumber pencahayaan dan udara.
"Jika terlalu diperlukan, maka tidak perlu menyalakan pendingin ruangan dan lampu. Jadi biaya tagihan listrik juga bisa dihemat," tambahnya.
Ibnu menambahkan, pada tahun ini tercatat sudah ada belasan puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dalam rangka peningkatan mutu kesehatan.
Baca Juga: Hari Pertama Vaksinasi CoVID-19 Lansia di Banjarmasin, Warga Rela Antre Dari Pagi
"Jadi hal-hal yang sifatnya kebutuhan dasar puskesmas bisa ditangani dengan segera. Tidak perlu menunggu minta anggaran. Saya yakin ini tidak mengurangi PAD Kota Banjarmasin dan justru meningkatkan pelayanan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi menjelaskan, pihaknya juga akan mendorong dua puskesmas yang baru diresmikan ini sebagai BLUD.
"Sudah ada 14 Puskesmas yang berstatus BLUD. Dan tahun ini juga kita dorong puskesmas Kayutangi dan Kuin Raya untuk menjadi BLUD," ujarnya.
Machli menerangkan, dengan diberikan fleksibilitas, maka puskesmas akan memiliki kewenangan untuk mengelola secara otonomi. Termasuk pengembangan pelayanan yang selama ini terbatas dalam program-program yang diatur dalam Permenkes Nomor 43.
Baca Juga: Kelurahan Pemurus Dalam Jadi Penyumbang Terbesar Kasus Covid-19 di Banjarmasin