Lebih dari itu, Arvan juga menegaskan bahwa keinginan ini tidak bisa dijadikan yang nomor dua jika dibandingkan dengan kebutuhan.
“Kan sering kali orang membenturkan keinginan dan kebutuhan ya. Ketika dibenturkan, mana yang lebih baik? Sering kali jawaban yang dikehendaki adalah kebutuhan. Saya ingin mengatakan bahwa konsep itu salah!” tegas Arvan.
Kembali lagi mengingat yang disampaikan sebelumnya, bahwa keinginan adalah sebuah energi, artinya hal ini adalah modal yang penting yang bisa mengubah kehidupan seseorang bahkan dunia.
Baca Juga: Motivator: Membandingkan Diri dengan Orang Lain adalah Kunci Kesuksesan!
Arvan menegaskan, ketika seseorang hidup sesuai kebutuhan, maka hidupnya akan cenderung datar-datar saja.
“Karena kalau orang hidup sesuai kebutuhan saja, hidup kita akan normal-normal saja, grafiknya itu akan datar saja kalau sesuai kebutuhan. Yang membuat kita maju dan berkembang itu adalah keinginan,” sambungnya.
Bagi Arvan, orang yang memiliki keinginan akan memiliki target yang tinggi untuk mewujudkan apa yang ada di pikirannya atau keinginan itu sendiri.
“Yang penting adalah keinginan. Kalau bicara konsumsi, ya yang penting kebutuhan. Tapi kalau bicara kehidupan, yang penting adalah keinginan,” tegas Arvan.
Baca Juga: Sering Dianggap Buruk, Motivator: Iri Itu Perasaan Positif, Kok Bisa?