Sonora.ID - Dihimpun D-Insight, Vidio akan mendapatkan investor baru dan akan menyuntikan dana USD 800 juta. Vidio adalah media digital yang tergabung dalam ekosistem besar EMTK. Siapa investornya? Bagaimana dampaknya ke EMTK?
Investor Baru Vidio
Persaingan media digital semakin ketat terlebih lagi adanya pandemi yang memaksa mobilitas orang dibatasi di rumah saja. Layanan ViD (Video on Demand) adalah bisnis yang terdampak positif karena experience mendapatkan hiburan yang pas saat pandemi.
Salah satu penyedia layanan ini di Indonesia adalah Vidio. Vidio dimiliki oleh SCMA yang merupakan anak usaha dari EMTK. SCMA mengakuisisi Vidio dari PT Mediatama Anugrah Citra (MAC) Rp115 miliar di Mei 2019.
Baca Juga: Tech Boom, Benarkah Sektor Teknologi Kini Dinilai Lebih Potensial?
Berdasarkan berita dari D-Insight, Netflix akan menjadi investor baru Vidio. Investasi ini dapat meningkatkan akselerasi penetrasi pasar bagi Netflix.
Secara brand, Netflix masih menjadi salah satu penguasa pasar VoD di Indonesia. Namun, Berdasarkan riset Media Partners Asia (MPA), layanan VoD Disney+ Hotstar mampu mengalahkan jumlah pelanggan Netflix di Indonesia.
Baca Juga: Bank Jago dan Potensi Bank Digital di Indonesia
Peta Persaingan VoD di Indonesia
Hingga awal tahun 2021, Indonesia saat ini memiiliki 7 juta subscriber. Disney+ Hotstar memiliki 2,5 juta subscriber. Viu dan Vidio masing-masing memiliki 1,5 juta dan 1,1 juta subscriber. Netflix berada di posisi keempat dengan 850.000 subscriber.
Disney+ Hotstar memiliki kerja sama eksklusif dengan Telkomsel. Dari segi harga, tarif berlangganan Disney+ di Indonesia lebih rendah dari Netflix. Dari segi konten, Disney+ menyediakan film dan acara TV dari Disney, Fox, Marvel, LucasFilm, Pixar, National Geographic, dan ratusan film lokal Indonesia.
Viu berhasil mendominasi pasar Vod di tempat kedua karena strategi kontennya. Viu terkenal sebagai platform yang menghadirkan drama Korea yang saat ini sedang digandrungi pasar Indonesia. Sementara itu, strategi konten Vidio kurang kuat dan hanya mengandalkan konten SCTV atau Emtek.
Sinergi bisnis Netflix-Vidio akan menguntungkan. Sinergi juga bisa menjadi cara cepat untuk merebut pasar dan bersaing dengan Disney+ dan Viu. Netflix-Vidio akan memiliki 1.9 juta subscriber dan menyalip Viu.
Baca Juga: Siap-siap, Tax Amnesty Jilid II Akan Dimulai Tahun 2021
Selain empat pemain besar VoD saat ini, ada juga pemain lain yang turut memanaskan persaingan, seperti GoPlay yang diluncurkan pertama kali pada Juli 2020yang memiliki ekosistem induk perusahaannya Gojek. Kemudian Iflix milik raksasa teknologi China Tencent Holdings.
Pemain VoD lain yang juga kemungkinan akan dikonsolidasikan adalah Vision+, layanan VoD dari MNC Group. Ada juga Mola, layanan multi platform yang memiliki saluran televisi kabel, televisi internet, dan VoD. Mola diluncurkan pada 2019 dan dimiliki oleh grup Djarum.
Baca Juga: Investor Wajib Tahu, Begini Cara Main MSCI Biar Tidak Boncos
Ekosistem Teknologi EMTK Makin Kokoh
Masuknya Netflix ke Vidio akan memperkokoh ekosistem digital EMTK. Selain itu bisa memperkuat layanan media. Saat ini EMTK memiliki media Televisi SCTV dan Indosiar.
Bisnis televisi ini rentan disrupsi di masa depan melihat demografi penduduk Indonesia yang didominasi milenial dan Gen-Z yang lekat dengan gadget.
Pertumbuhan VoD di Indonesia sangat pesat. Hanya dari September 2020 hingga Januari 2021 total subscriber VoD melonjak 106% dari 3.4 juta menjadi 7 juta subscriber dan diprediksi akan terus berlanjut.
VoD bisa jadi solusi bagi EMTK untuk tetap mempertahankan pasar di bisnis media. Apalagi market share tertinggi masih diraih oleh MNC.
Baca Juga: Pergerakan Ekonomi yang Terlalu Cepat Picu Taper Tantrum, Apa Itu?
Sinergi Netflix-Vidio bisa melengkapi layanan dari idio yang selama ini mengandalkan acara dari SCTV dan Indosiar. Selain itu ada juga konten, film, anime, web series, olahraga yang populer seperti sepak bola (Liga Champion, Liga Eropa, Liga Indonesia, Liga Spanyol, Serie A), basket (NBA), Badminton.
Ekosistem teknologi EMTK semakin kokoh di tiap lini bisnisnya dengan sinergi Netflix-Vidio. Sebelumnya ada Bukalapak di e-commerce, Dana sebagai e-wallet, dan KlikDokter untuk layanan kesehatan. Selain itu ada Grab juga yang terintegrasi di EMTK.
Baca Juga: Bukalapak, Pesaing GoTo di E-Comerce Siap Melantai di Bursa Efek
EMTK – HOLD
Emtrade melihat EMTK saat ini masih oke untuk di HOLD melihat ekosistem digital yang besar. Masuknya Netflix tentunya memperbesar dan memperkuat ekosistem digital yang dimiliki oleh EMTK.
Lalu bagaimana dengan analisis teknikal dan fundamentalnya secara lengkap? Yuk download aplikasi Emtrade di playstore untuk baca analisisnya.