Impor Bisa Berkurang 40 Persen Kalau Indonesia Punya Industri Soda Abu (
)
Hari menambahkan, pihaknya sangat perlu masukan dari akademisi dan praktisi industri di Indonesia ini untuk bagaimana dapat memiliki industri yang sementara ini belum ada di Indonesia.
Karena, mungkin ada sisi atau ruang yang tidak dapat dilihat dari studi dan kajian yang sudah dilakukan.
"Maka kami sangat menghargai dukungan ITB, Kementerian Perindustrian, Persatuan Insinyur Indonesia dan para peserta lomba Esai yang kebanyakan dari kalangan milenial," tambahnya.
Sementara itu, menurut Ketua Umum Panitia 80 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia, Tirto Prakoso Brodjonegoro, event yang sudah digelar sejak 8 Mei 2021 lalu berhasil menarik 217 peserta, baik individu atau pun kelompok, yang berasal dari berbagai kalangan, yaitu pelaku industri, masyarakat umum dan pelajar.
“Peserta yang ikut, memang cukup antusias. Dari hasil seleksi terhadap 82 esai yang masuk, terpilih 5 finalis yang pada babak final ini akan memperebutkan total hadiah 100 juta rupiah,” kata Tirto.
Sedangkan menurut Panitia Pelaksana, Ricky Wargakusumah, dengan kompetisi ini, diharapkan bisa menyampaikan kebangkitan industri kimia di Indonesia. Karena, saat ini walaupun pabrik pupuk ada tapi masih bergantung impor.
"Masih banyak PR nya, bagaimana kalau kita tidak bisa impor soda ash, akan makin terasa ke hilir dalam kondisi darurat," katanya.
Oleh karena itu, kata Ricky, Indonesia perlu pemandangan baru bagaimana meningkatkan ketahanan industri kimia.
"Genearasi muda punya bekal. Ini jadi harapan kami dengan menggelar pertandingan essai yang dilihat gagasan dan penyampaian karena perlu ada gagasan baru," kata Ricky seraya mengatakan para insinyur dikenal tak terbiasa menulis dengan kompetisi ini ia harap jadi terbiasa.