"Kami mendorong agar BUMN membuka de Tjolomadoe kepada masyarakat terutama UMKM untuk membuka pameran," ungkap Juliyatmono.
Adapun kendala yang masih dihadapi dalam proses pembangunan Colomadu menjadi Solo Baru adalah pandemi Covid-19 yang masih tinggi. Selain itu luas tanah yang dibutuhkan pengembangan kawasan tersebut juga masih terbatas serta terkait dengan kepemilikan tanah.
Rencananya setelah pandemi Covid – 19 berakhir maka pembangunan akan segera dilaksanakan.
“Kemudian sejumlah bangunan dikuasai BUMN sehingga perlu koordinasi lebih lanjut untuk pengembangan Colomadu. Kendala lainnya yakni adanya pandemi Covid-19, semoga setelah pandemi selesai bisa langsung gas,” kata Juliyatmono.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan DPRD mengaku sudah siap dengan visi misi menjadikan Colomadu sebagai kawasan bisnis dan perdagangan.
Ia juga berjanji meski akan menjadi kawasan metropolitan, Colomadu akan tetap mempertahankan aspek tata ruang hijaunya serta terbuka bagi masyarakat.
Baca Juga: 7 Destinasi Wisata di Karanganyar yang Wajib Anda Kunjungi