Palembang, Sonora.ID – Kuwait adalah negara monarki yang kaya akan minyak di pesisir Teluk Persia, Timur Tengah.
Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah selatan dan Irak di utara.
Bagaimana situasi perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 H ditengah pandemic covid-19 di Kwuait tepatnya di kota Jabriyah ?
Berty Yusnita, salah seorang TKI Perawat asal Palembang Sumatera Selatan bercerita kepada Sonora (21/07/2021).
Baca Juga: Resep Olahan Daging Cocok untuk Idul Adha Bersama Teman dan Keluarga
“Di Kuwait tidak ada takbiran keliling seperti di Indonesia. Takbiran Hanya dimasjid-masjid saja, tidak ke jalan-jalan. Sholat Id dilakukan dengan prokes, menjaga jarak dan dilaksanakan di lapangan untuk mempersempit penyebaran covid-19. Sebelum pandemic, sama seperti di Indonesia kondisinya ramai. Perayaan Idul Adha di Kuwait lebih ramai ketimbang perayaan Idul fitri karena ada prosesi pemotongan hewan kurban."
"Setelah Sholat Id sama seperti di Indonesia, berkunjung ke rumah sanak saudara dan orang tua,terdapat juga tradisi bagi-bagi angpau ke anak-anak,” ujarnya.
Makanan khas di Kwuait adalah nasi majebus atau nasi mandi, seperti nasi gemuk, dagingnya bisa satu ekor kambing dimasak bersamaan dengan nasi dan dimakan ramai-ramai bersama keluarga. Kue khasnya tidak terlalu spesifik, namun lebih ke kue manis seperti kunafa, terbuat dari keju.
Baca Juga: Jaswita Jabar Sebut Idul Adha Adalah Momentum Bangun Peduli Sesama
Orang Kwuait lebih menyukai makanan yang manis namun kurang bervariasi.
Kondisi pandemi di Kwuait sama seperti di Indonesia terus meningkat, namun penduduknya sudah hampir 90% mendapatkan vaksin terutama tenaga kesehatan dan para orang tua.
Kepatuhan masyarakat terhadap protocol kesehatan tergantung dari masing-masing pribadi, ada yang taat dan ada yang tidak. Pemerintah terus mengingatkan masyarakatnya untuk patuh prokes dan menjaga jarak.
Baca Juga: Masa Pandemi di Muba, Kaum Dhuafa dan Pasien Dikunjungi Langsung Bupati
Berty Yusnita merupakan tenaga kesehatan asal Indonesia yang bekerja di rumah sakit di Kwuait. Dirinya sudah bekerja di sana selama 20 tahun, terakhir kembali ke Indonesia tahun 2019.
Ia asli kelahiran Palembang Sumatera Selatan.
“Kangen jajanan Palembang terutama martabak Har. Kalau empek-empek bisa buat sendiri disini. Selamat Idul Adha untuk teman-teman di Indonesia, mohon maaf lahir dan batin,” tukasnya.