Kisah Dermawan Jusuf Hamka Sumbangkan 10 Hektar untuk Makam Covid-19

29 Juli 2021 08:32 WIB
Jusuf Hamka.
Jusuf Hamka. ( )

Sonora.ID - Siapa yang tak kenal Jusuf Hamka? Sosok di balik jalan tol di Indonesia ini dikenal sebagai seorang yang dipenuhi dengan harta dan kekayaan.

Nama Jusuf Hamka baru-baru ini kembali menjadi sorotan masyarakat karena niatnya menyumbangkan 10 hektar tanah untuk dijadikan pemakaman khusus jenazah yang meninggal karena Covid-19.

Melansir Kompas.com, Jusuf akan mewakafkan sebidang tanah miliknya yang berada di Rorotan untuk menjadi lokasi pemakaman jenazah pasien Covid-19.

"Saya punya tanah sebetulnya di Rorotan, hampir 10 hektarlah, saya bilang kan, saya harus adil, saudara-saudara kita umat Hindu, Kristen, Buddha soal kremasi sudah selesai," ujar Jusuf seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis 29 Juli 2021.

Baca Juga: Sekarang Kaya Raya, Jusuf Hamka Blak-blakan Pernah Ingin Jadi Tukang Parkir

"Terus umat Islam dan umat lain yang mau dimakamkan, silakan pakai tanah saya," sabungnya.

Awalnya, Jusuf ingin memberikan tanah itu secara gratis. Namun, akhirnya Jusuf memutuskan untuk menarik tarif sebesar Rp 7 juta untuk biaya gali tanah.

"Tadinya mau saya gratiskan, orang saya bilang, 'Pak, kalau gratis, siapa yang galiin, dijual aja per dua meter Rp 7 juta.' Oh ya sudah, saya bilang, kita wakafkan, padahal tanah di situ semeter Rp 5 juta," jelasnya.

"Kita wakafkan Rp 7 juta berikut ongkos galinya, jadi bukan mau bisnis kuburan lagi nih, nanti orang salah persepsi," kata pria yang akrab disapa Baba Alun tersebut.

Sebelumnya beredar berita tentang adanya calo jasa kremasi yang mematok harga hongra ratusan juta rupiah per jenazah pasien Covid-19.

Menanggapi kabar tersebut, pria yang merupakan Dewan Pembina Krematorium Cilincing memerintahkan krematorium tersebut untuk menerima jenazah pasien Covid-19 dan memungut harga rendah untuk jasa kremasi, yakni Rp 7 juta.

Di balik keberhasilannya, lelaki yang semula bernama Josef Alun itu mengungkapkan kisah masa lalunya sebelum berhasil menjadi pengusaha.

"Dulu saya jualan macam-macam. Es mambo, kacang, dan saya mimpi jadi tukang parkir. Karena kalau saya lewat di belakang Metro Pasar Baru itu banyak teman-teman saya yang kerja jadi tukang parkir dan mereka dapat Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per hari," jelas Jusuf.

Baca Juga: Lanud Dhomber Gelar Vaksinasi Warga, Guna Memutus Rantai Covid-19

Kala itu, lanjutnya, uang Rp 10.000 merupakan nominal yang cukup besar. Ia pun membandingkan nominal tersebut dengan satu mangkok bakmie yang hanya seharga Rp 300.

"Kala itu harga bakmie cuman Rp 300. Kalau dapat Rp 10.000 per hari bisa nyimpen banyak. Mimpinya itu doang enggak ada yang lain," tegasnya.

PenulisKumairoh
EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm