Solo, Sonora.ID - Peti jenazah seolah-olah identik dengan sosok Kepala Desa di Klaten,Sukadi Danang Witono.
Beberapa waktu yang lalu Kepala Desa Birit, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten tersebut usai viral dengan aksinya yang terbilang nyeleneh, yaitu membawa peti jenazah kosong dengan ditompangkan menggunakan motor dinasnya.
Setelah kejadian yang berawal dari kelangkaan peti tersebut, kini Sukadi Danang Witono meminta kepada warganya untuk membuat peti mati sendiri.
Ia juga menuturkan bahwa peti jenazah bikinan warganya tersebut dibuat dengan dana pribadi warga.
Baca Juga: Covid-19 Meningkat, Pemkot Surabaya Bantu Siapkan Peti Mati
Ukuran peti jenazah yang dibuat yaitu sepanjang 2 meter dan dengan lebar 40 sentimeter sampai 50 sentimeter. Sementara itu, bahan utama pembuatan peti jenazah tersebut berasal dari kayu munggur.
Sukadi menuturkan bahwa warga membuat peti mati sendiri hal ini karena harga dari peti mati sendiri di pasaran untuk saat ini masih terbilang sangat mahal. Sosok tukang kayu bernama Sumeni merupakan orang yang diminta menangani pembuatan peti jenazah ini.
"Warga membuat peti mati secara mandiri dikarenakan masih mahalnya peti mati, hingga mencapai Rp 1 Juta," ungkapnya saat ditemui.
Aksi baiknya tidak hanya berhenti sampai disitu saja, kini dia menggunakan uang pribadinya untuk pemberdayaan masyarakat dalam pembuatan peti jenazah.
Baca Juga: Terus Bermunculan, Mumi-mumi di Mesir Kini Jumlahnya Capai Ratusan
"Biaya dan dana untuk membuat peti mati tersebut menggunakan dana saya sendiri," katanya, Rabu, (28/7/2021).
“Saya jadi kades sama sekali tak memakai uang [sebagai pelicin]. Warga sendiri gotong royong membantu saya saat mencalonkan diri. Begitu saya jadi kades, saya bertekad membantu warga. Saat ada yang meninggal dunia, saya belikan peti jenazah dan kebutuhan lainnya [seperti kain mori, payung, dan lainnya]. Anggarannya dari saya pribadi,” kata Sukadi Danang Witono, saat ditemui pada Hari Senin (26/7/2021).
Aksinya ini didasari oleh sikap yang harus ia tunjukkan sebagai seorang pemimpin di daerahnya, yang bisa mengayomi masyarakatnya serta memberikan pelayanan yang terbaik sebisa mungkin.
Selain itu, ia mengaku bahwa dirinya juga pernah menjalani hidup dengan kesusahan sehingga ia tidak menginginkan hal itu dirasakan oleh warganya yang hidup dengan keterbatasan harus merasakan sulitnya untuk mendapatkan sebuah peti mati untk keluarganya.
"Hal ini saya lakukan karen saya merasa sebagai Kepala Desa Birit harus bisa jadi sosok pelayan bagi warga saya," ucapnya.
Baca Juga: Sanksi Nyeleneh untuk Pelanggar PSBB, Push Up, Masuk Ambulans, hingga Tidur di Peti Mayat