Habib Fathur yang juga adalah buyut dari Habib Basirih ini mengaku, mulai membuat alat tersebut sejak seminggu yang lalu. Tepatnya di awal-awal pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPK) level IV di Banjarmasin.
Ia membeberkan, untuk menciptakan Smart Checker itu dirinya harus menghabiskan dana sekitar Rp 4 juta rupiah. Hal itu menurutnya cukup terjangkau jika dibuat secara massal oleh pemerintah setempat.
"Mulai dari ide awal yakni saat PPKM kemarin. Soalnya ada kan sempat viral fotocopy KTP itu. Jadi diciptakan alat ini supaya mempermudah masyarakat saat validasi data," katanya.
Baca Juga: DPRD Kalsel Kritisi Syarat Sudah Vaksin bagi Pelintas Pos PPKM Level 4
Sejauh ini, Ia mengaku bahwa pemerintah setempat sudah ada yang memperhatikan alat ciptaannya tersebut. Yakni melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin serta Satgas Covid-19 Banjarmasin yang berencana bakal melakukan audiensi kepada Walikota Banjarmasin.
Ia pun mengaku bakal mematenkan alat ciptaannya tersebut guna kepentingan seluruh umat dan masyarakat. Ia juga berharap alat ciptaannya tersebut dapat diadopsi pemerintah daerah atau nasional untuk digunakan di fasilitas milik pemerintah.
"Karena memang baru alatnya, alhamdulillah ada komentar untuk audiensi ke pak Walikota, itu rencananya," tutupnya.