Palembang, Sonora.ID - Beberapa hari lalu tepatnya pada Senin (02/08) Indonesia khususnya Sumatera Selatan kehilangan sosok fenomenal di bidang penyiaran.
Ia adalah Iwan Kesumajaya SH, M.Hum yang merupakan Mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sumatera Selatan periode 2010-2013 dan 2013-2016.
Diketahui bahwa Almarhum meninggal dunia pada hari Senin 02 Agustus 2021 pada pukul 14.00 WIB.
Anggota KPID Sumsel sekaligus sahabat almarhum, Lukman Bandar Syailendra, membenarkan bahwa Iwan Kesumajaya meninggal dunia.
Lukman menuturkan bahwa semasa hidup beliau memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes dan komplikasi lain yang disinyalir menjadi penyebab beliau wafat.
“Benar beliau meninggal dunia hari ini di usianya yang ke-63 tahun. Penyebab beliau meninggal karena penyakit jantung yang beliau derita,” ungkap Lukman ketika dihubungi melalui telepon.
Lukman menuturkan bahwa semasa hidupnya Almarhum Iwan merupakan sosok yang baik dan mengayomi serta memiliki sikap toleransi yang sangat kuat.
“Saya sebagai teman dekat dan teman seperjuangan Almarhum bersaksi bahwa Almarhum merupakan sosok yang baik dan tidak pelit ilmu,” ungkapnya.
Bahkan jelang akhir hayatnya, lanjut Lukman, almarhum sempat mempertanyakan nasib revisi Undang-Undang Penyiaran.
“Keinginan beliau melalui revisi UU Penyiaran ini diharapkan UU Penyiaran tidak bersifat hirarkie sentralistik yang semuanya terpusat, tetapi bersifat hierarki desentralistik dimana mampu mengatur daerah masing-masing dan mengusung keberagaman daerah tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 di Palembang Alami Peningkatan
Lukman menambahkan, lewat tangan dingin dari dirinya dan Almarhum, pada tahun 2015 silam Masjid Agung Palembang menjadi masjid pertama di Indonesia yang memiliki televisi komunitas yang bisa ditonton masyarakat Palembang dengan nama MAP TV.
“Beliau dan saya juga merupakan sosok dibalik terbentuknya MAP TV, karena kita yang sama-sama berkeinginan memajukan dan memperjuangkan dunia penyiaran di Sumsel, sehingga terbentuklah MAP TV,” katanya.
Sementara itu, Istri Almarhum, Susy Yuniar menuturkan, bahwa dirinya sudah memiliki firasat sebelum almarhum berpulang menghadap sang khalik.
“Firasat sih ada ya dari tiga hari sebelum wafat, Ayah (panggilan beliau kepada almarhum) selalu minta dibukain pintu kamar sedikit, katanya biar mudah kalau ada yang mau masuk. Selain itu, Ayah selalu minta saya peluk, bahkan dua hari sebelum berpulang saat dadanya terasa sakit, Ayah mengatakan ke saya sembari mengusap pipi “Selamat tinggal bunda” sambil senyum,” ungkap Susy dengan nada haru.
Susy melanjutkan, semasa hidupnya almarhum merupakan sosok suami dan ayah yang sangat sempurna di mata istri dan anak-anaknya.
“Dimata kami mas Iwan adalah sosok Suami, Ayah yang teramat sangat sempurna dan sangat sayang dengan istri dan anak-anaknya. Kata-kata sayang pasti selalu terucap setiap memanggil istri dan anak-anaknya. Semasa hidupnya almarhum selalu mencium kening kami saat akan pergi dan pulang kembali kerumah. Almarhum juga merupakan sosok yang asyik buat diskusi sekaligus sebagai guru yang pendapatnya selalu menginspirasi kami,” tutupnya.
Baca Juga: Sumsel Lima Besar Provinsi Tertinggi Penilaian Indeks Inovasi Daerah