Surabaya, Sonora.ID – "Piye kabare rek, Sahabat Sonora kabeh, mugo tetep sehat, seger waras, tetep semangat. Ketemu maneh lur, bareng Sonora Surabaya nang acara Siaran Bareng Pesona Indonesia, Spesial Ulang Tahune Sonora Network, sing ke patang poloh songo. Sebarkan Semangat, Rangkai Kebaikan, lak ngono jeh," sapa Andre penyiar Sonora Surabaya, Jumat (06/08/2021).
Sapaan khas logat 'Suroboyoan' itu disampaikan saat host acara, Sesha Uli dari Sonora Jakarta meminta sapaan dengan bahasa daerah Jawa Timur atau Surabaya.
Rangkaian acara menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Radio Sonora Network pada 8 Agustus diantaranya melalui program Siaran Bersama di acara Pesona Indonesia yang hadir sejak tanggal 2 hingga 7 Agustus 2021. Bersama 12 Radio Sonora di berbagai kota mulai pukul 14.00-16.00 WIB secara bergantian
Sonora Surabaya mendapat giliran pada sesi pertama selama 60 menit pada hari Jumat (06/08) dan kemudian Sonora Bali pada 60 menit selanjutnya. Lagu Semanggi Suroboyo dipilih menjadi lagu pembuka dan pengiring untuk Sonora Surabaya.
"Tuku banyu karo srikoyo, moleh ne numpak sepor wijoyo. Saiki hari jadi Sonora papat songo, mandar mugo tambah joyo," sambung Andre saat menyampaikan ucapan ultah ke-49 untuk Sonora Network.
Baca Juga: Sasar Pelajar SMA Sederajat, Gubernur Jatim Canangkan Vaksinasi Serentak
Selain melalui siaran teresterial (free to air), program Siaran Bersama ini juga dihadirkan melalui virtual via Zoom dan Youtube secara langsung (live), dan di transmisi secara digital melalui satelit MNC Vision saluran 506 sehingga bisa didengar dimanpun dengan bermacam gawai (device).
Sonora Surabaya dalam acara ini juga menghadirkan sosok Untung Basuki dari divisi Admin and Event untuk berbagi cerita dan pengalaman yang sudah 26 tahun berkarya di Sonora Surabaya.
"Sonora Surabaya itu berdiri tanggal 15 Desember 1967 yang sebelumnya bernama Radio Salvatore. Pendirinya profesor WF. Maramis yang awalnya (studio) ada di kampus Widya Mandala jalan Dinoyo, dan selanjutnya pindah ke jalan Embong Tanjung No.8 Surabaya," kenang Basuki saat siaran bersama, Jumat (06/08).
"Sampai tahun 1995, saya gabung (kerja) di Salvatore yang saat itu sudah bergabung dengan Sonora Jakarta. Masih AM 1458 (Khz). Setelah itu kita bangun studio di Darmo Permai Utara No.74-80. Awalnya hanya dua ruko, 74 dan 76. Akhirnya pihak manajemen Jakarta minta tempat parkir di belakang, akhirnya beli lahan lagi di ruko No. 78 dan 80, sehingga menjadi empat ruko," urai Cak Bas, sapaan akrab Basuki.
"Awal pertama kali on air di FM tanggal 30 November 1996, dengan siaran percobaan bersama Pak Jakob, Mas Joni dan Mas Ade. Bisa on air pada frekwensi FM 97,75 (Mhz), dengan sapaan 'Pecinta Salvatore' pada saat itu, dengan format musik dan informasi. Call sign berubah sejak 15 Desember 2002 jadi 'Sahabat Sonora' dan selanjutnya ada pengaturan frekwensi radio, jadi FM 98,0 karena penataan ulang pemerintah saat tahun 2004 dari 97,75 FM," lanjutnya.
Baca Juga: Pasien Dengan Gejala Ringan Covid-19 Mulai Gunakan Rumah Sehat
"Awal-awal Salvatore saat masih di studio Embong Tanjung, untuk keperluan redaksi dengan format Jakarta untuk pemberitaan. Berita-berita dikirim masih melalui mesin faksimili (fax) yang harus diambil dari rumah Prof. WF. Maramis di jalan Darmo yang sekarang jadi KFC itu. Setiap pagi jam delapn-sembilan kita ambil kertas fax dan siang atau sore kita ambil lagi. Jaraknya sekitar 5-6 kilo dari studio sebelum dibaca penyiar," sambung Basuki menjelang jeda siaran bersama.
Selanjutnya, Sesha Uli sebagai host Sonora Jakarta kembali mengambil jeda siaran. Seraya menyampaikan pertanyaan.
"Kuis pertanyaan hari ini, program Pesona Indonesia dimulai dari dan sampai pukul berapa? Sonora Fm Part of KG Radio Network, balik lagi kita di Pesona Indonesia bersama Sonora Surabaya," ujar Sesha menyambung acara.
Lagu Semanggi Suroboyo kembali terdengar dan menjadi pengiring acara. "Gimana khabar kuliner ini," tanya Sesha.
"Semanggi ini kuliner semacam sayuran seperti pecel, hanya bedanya bahan sajian didominasi kukusan daun tanaman semanggi, dengan kerupuk beras segede gaban," jawab Andre.
"Semanggi sekarang sangat jarang dijumpai di Surabaya. Biasanya dijual keliling, yang penjualnya kebanyakan dari daerah Benowo Surabaya, perbatasan dengan Gresik yang banyak tanaman semanggi. Dipanggul oleh si penjual," sahut Cak Bas.
Baca Juga: Ketersediaan Vaksin Masih Kosong, Pemkot Surabaya Tunggu Pasokan dari Pemerintah Pusat
Selama program siaran bersama di acara Pesona Indonesia dalam rangka HUT ke-49 Radio Sonora, selain bercerita tentang sejarah awal radio di masing-masing kota, host Jakarta juga bertanya tentang kondisi pandemi.
"Situasi pandemi PPKM Darurat level 4 tanggal 3-9 Agustus untuk penyekatan masih ada tapi tidak seketat sebelumnya pada awal-awal level 4. Tengah kota sudah bisa diakses kendaraan dari luar kota bernopol L dan W, sementara kondisi perekonomian Surabaya belum sepenuhnya pulih. Seperti aktivitas penjual, pedagang kuliner, tak terkecuali untuk kunjungan ke obyek wisata dan hiburan. Inovasi saat pandemi oleh pemkot Surabaya muali alih fungsi mobil dinas jadi Mobil Jenazah, membuat buat Rumah Sehat di tingkat kelurahan untuk OTG," ujar Andre.
"Kesadaran warga Surabaya dalam penggunaan masker semakin tinggi dan perlu diapresiasi dibanding awal-awal pandemi. Tak terkecuali para pedagang atau penjual asal Madura yang ada di Surabaya sudah menggunakan masker ganda," imbuh Basuki.
Sementara itu, Sonora Surabaya juga turut peduli selama pandemi kepada yang membutuhkan dengan berbagai program on-air maupun non-air.
"Program selama pandemi, untuk ibu hamil dan menyusui. Pemberian donasi 500 orang sebesar 500 ribu bersama sponsor yang mendanai kegiatan sebagai bentuk kepedulian," jawab Basuki yang terlibat langsung di acara tersebut.
"Termasuk saat terjadi gempa Lombok pada 2018 dengan penggalangan dana bekerjasama dengan hotel Amaris Grup Jatim. Termasuk kerjasama dengan Octo Touch yang yg digawangi oleh Octorina Bashusanti yang sekarang menjadi narsum Story Of Life di Sonora Jakarta . Disponsori oleh Daya Electrika juga pernah menyelenggarakan Kegiatan Trauma Healing dengan teknik HTHT di Lombok Utara dan Bira Lombok Timur. Termasuk juga pemberian bantuan logistik sesuai kebutuhan masyarakat setempat," urai dan imbuh Andre.
Kepedulian Radio Sonora Surabaya juga dihadirkan dalam bentuk kolaborasi program on-air dan non-air, baik secara langsung maupun juga virtual. Diantaranya, Sonora Surabaya Peduli UMKM yang dihadirkan dalam kegiatan Webinar "Atur Cash Flow dan Kemudahan Pendanaan Di Masa Pandemi" bersama FIF Group. Termasuk Sonora Surabaya Peduli Keluarga yang dihadirkan dalam kegiatan Webinar "Atur Keuangan Jelang Lebaran Di Masa Pandemi".
Bagian akhir, Sesha menanyakan tentang suka duka bekerja di radio Sonora Surabaya kepada Andre dan Basuki.
Sukanya, bekerja di radio ini bisa menjadi ladang ibadah untuk menghadirkan nilai manfaat bagi orang lain. Dukanya harus siap dengan konsekuensi kerja tidak mengenal waktu sebagai karakter dari media itu sendiri yang melayani kapanpun dan dimanapun saja," kata Andre.
"Kebetulan saya lebih banyak ada di non-air (event). Saya sangat senang sekali bisa bekerja di radio Sonora Surabaya. Mendapat kesempatan, pembelajaran, mengetahui berbagai kegiatan dan bangga bekerja di radio Sonora Surabaya," sambung Basuki.
Baca Juga: Pastikan Data Tracing, Panglima TNI Marsekal Hadi Kunjungi Jatim
Dialog dilanjutkan dengan penyampaian harapan dari karyawan Sonora Surabaya untuk HUT ke-49 Sonora.
"Dengan bertambahnya usia, tidak hanya diikuti dengan menambah cabang atau bisnis baru, tapi juga update teknologi dan SDM," ujar Andre.
Harapannya, bekerja, bersikap dengan lebih baik lagi. Jaga kesehatan dan kerja keras lagi dan bisa menjadi yang terbaik," pungkas Basuki
Ditutup dengan parikan, "Cak mat mudun, manggul kloso. Ditunggoni cak Sapari. Selamat ulang tahun Sonora Papat Songo, mugo mugo terus memperbaiki diri."