Suntono menambahkan dampak terjadinya pelonggaran kegiatan masyarakat. Konsumsi bergeliat, terlebih ada momen hari raya.
BPS menyebut dari 18 sektor yang menjadi acuan ekonomi. Hanya pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan.
"Yang lainnya tumbuh positif dengan variasi angka," tambahnya.
Sementara pengamat ekonomi, Prof Dr Marzuki DEA mengatakan pemerintah perlu memberikan penjelasan terperinci agar keraguan masyarakat bisa dijawab.
Baca Juga: Permintaan Plasma Konvalesen Meningkat, UTD PMI Bali Penuhi 50 Persen
Dia memandang perhitungan yang tinggi tersebut secara ilmiah sudah benar. Hal itu dipengaruhi faktor low base effect atau basis pertumbuhan ekonomi rendah.
Guru besar Universitas Hasanuddin Makassar itu menyinggung data ekonomi pada triwulan kedua tahun lalu yang terkontraksi 3,87 persen. Jika menjadi acuan perbandingan, tentunya berpengaruh dalam laporan.
"Itu mengagetkan, karena di saat aman saja (kondisi sebelum pandemi) itu sulit tercapai. Jadi perlu disosialisasikan kepada masyarakat," jelasnya.
Sementara pelaku usaha yang tergabung dalam asosiasi pengusaha indonesia (Apindo) memandang pelonggaran aktivitas masyarakat mempengaruhi pergerakan ekonomi.