Semua ketentuan yang baru dikeluarkan oleh pemerintah ini, sebagaimana dijelaskan oleh dr. Reisa, memiliki tujuan untuk membiasakan masyarakat beradaptasi, dengan pola hidup baru. Selain itu ia pun mengingatkan kepada masyarakat, jika PPKM akan terus menjadi instrumen dalam menekan mobilitas dan aktivitas masyarakat selama pandemi COVID-19 ini masih ada.
Meski demikian masyarakat diharapkan untuk tidak khawatir, karena apabila masyarakat dapat disiplin pada protokol kesehatan, niscaya mobilitas dan aktivitas masyarakat dapat segera dibuka bertahap.
“Tujuannya, membiasakan masyarakat untuk beradaptasi dengan pola hidup baru, bahwa untuk pergi ke ruang publik, sebaiknya kita dalam kondisi yang fit, sehat walafiat, dan sebaiknya sudah di vaksin,” ujar Reisa, Rabu (18/08/2021).
Baca Juga: Moeldoko Akhirnya Ungkap Alasan Pemerintah Tunjuk Dokter Reisa
BOR Nasional Turun Signifikan
Segera dibukanya mobilitas dan aktivitas masyarakat secara bertahap di 4 wilayah Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, dan Gerbangkertosusila, dilakukan karena adanya perkembangan-perkembangan positif dalam hal penanganan pandemi COVID-19. Salah satunya adalah terus menurunnya BOR (Bed Occupancy Rate) di rumah sakit rujukan. Dimana saat ini persentase BOR nasional sudah lebih dari 37%.
“Kalau saat ini turunnya sudah lebih dari 37% dari puncak, jadi terus progressing ya, jadi kalau kita lihat memang sudah turunnya lebih dari seperempat, 37,8%. Jadi kita bisa melihat banyak penurunan terjadi dalam waktu singkat, terus jalan dan belum ada naik lagi,” ungkap Ketua Bidang Data dan IT Satgas Penanganan Covid-19, dr. Dewi Nur Aisyah dalam keterangan pers Satgas Penanganan COVID-19 secara virtual, Rabu (18/08/2021).
Baca Juga: Bikin Heboh, Apa Alasan Dr Reisa Broto Asmoro Gantikan Achmad Yurianto?
Sementara itu...