Sonora.ID - Sejak pandemi melanda Indonesia, ada beberapa istilah yang digunakan pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru, termasuk new normal.
New normal yang dimaksudkan adalah membiasakan protokol kesehatan, bekerja di rumah, dan pembatasan aktivitas di luar rumah menjadi kenormalan yang baru, mengingat kondisi pandemi yang belum mereda.
Dalam program Smart NLP di Radio Smart FM, Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay menegaskan bahwa dirinya sejatinya tidak suka atau kurang setuju dengan istilah new normal tersebut.
Baca Juga: Lirik Lagu 'New Normal' milik Khalid dan Terjemahan Indonesianya
Mengapa demikian?
Baginya, istilah new normal berarti menganggap normal orang-orang yang bekerja di rumah dengan bermalas-malasan dan tidak produktif.
“Saya sendiri kurang begitu mendukung istilah new normal itu loh. Karena kata new normal itu berarti, bagi saya, malas-malasan di rumah itu bisa termasuk new normal. Bisa jadi. Karena itu new dan normal,” ungkapnya menegaskan.
Baca Juga: Sering Ngomongin Rekan Kerja? Hing: Lebih Baik Lakukan 3 Hal Ini
Apa lagi dengan kemudahan teknologi dan media sosial saat ini, tak sedikit juga masyarakat pengguna media sosial yang justru membagikan momen kemalasannya selama bekerja atau belajar dari rumah.
Hal ini makin memperkuat pemahaman bahwa malas-malasan di rumah adalah salah satu bagian dari new normal.
“Saya selalu ingatkan, hati-hati dengan istilah new normal. Ada orang yang menganggap malas-malasan di rumah ya normal saja, new normal ya seperti itu,” sambung Hing.
Baca Juga: Kerap Disamakan, Motivator: Ini Bedanya Bosan, Malas, dan Lelah
Orang-orang tersebut akan mengalami kesulitan beradaptasi ketika sudah diharuskan untuk kembali beraktivitas di kantor atau aktif lagi di lingkungan masyarakat.
Mereka akan cenderung merasa bahwa yang normal adalah bekerja di rumah, dengan banyak faktor untuk bermalas-malasan.
“Malah pada ngiri sama orang-orang yang saat ini kerja di rumah. Akhirnya orang-orang yang harus kembali ke kantor pada ngeluh kan, yang di kantor ngiri sama yang di rumah. Jadi, istilah new normal itu bisa menjebak sih,” tegas Hingdranata.
Baca Juga: Malas Baca? Simak Tips Jitu Bangkitkan Minat Membaca a la Najwa Shihab