Pontianak, Sonora.ID - Guna mengukir usia emas, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut di kemudian hari.
Berdasarkan studi akademik maupun kajian empirik tentang anak usia dini, kualitas seseorang di usia selanjutnya sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan awal yang diperolehnya pada usia dini.
Para ahli neurosains menemukan bahwa sel-sel otak anak mencapai 100 miliar ketika lahir dan membutuhkan stimulasi yang tepat agar saling berhubungan.
PaudBaca Juga: Insentif Rendah, Guru PAUD di Banjarmasin Usul Pemanfaatan Dana Desa
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar) Muhammad Ayub meminta kepada Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di masing-masing desa untuk bersama-sama berintegrasi secara masif dan secara retak melakukan upaya peningkatan pembangunan manusia, peningkatan program kerja di desa melalui PAUD desa.
“Berdasarkan data yang kami peroleh, ada desa yang terdapat PAUD namun belum tersinkronkan di data pokok pendidikan (Dapodik). Untuk itu, kami berharap dukungan penuh dari kepala desa dan Bunda PAUD desa untuk sama-sama menuju ke arah bagaimana cara meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang lebih terorgansasi dan terpola melalui adanya satuan pendidikan anak usia dini di desa kita masing-masing”, kata Ayub usai menghadiri Strategi Kepong Bakol Bunda PAUD Kubu Raya dalam mewujudkan PAUD Holistik Integritif dan sosialisai program PAUD LK Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek RI di hotel Dangau Kubu Raya, Kamis 26 Agustus 2021.
Ayub menuturkan, sampai saat ini sudah ada 31 desa yang harus didorong bersama-sama agar mampu mewujudkan PAUD Holistik Integritif, jika terdapat masalah, diharapkan bisa langsung disampaikan kepada pihaknya, terutama di Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) agar bisa bisa fokus menangani berbagai masalah yang dihadapi PAUD.
Baca Juga: Guru Sekolah PAUD di PPU Tuntut Kesejahteraan ke Kantor DPRD PPU
“Dari program yang ada di desa, pemerintah desa mendapatkan peluang untuk melakukan intervensi yang besar terhadap dunia pendidikan melalui jalur PAUD ini dan kami menganjurkan supaya Kadesa dan Bunda PAUD desa sedapat mungkin mendirikan yang namanya PAUD desa, karena target kami kedepannya satu desa harus punya satu PAUD”, ucapnya.
Ayub menambahkan, yang mana PAUD desa itu nantinya menjadi tanggung jawab desa untuk menganggarkan untuk pembayaran honor gurunya dan membeli perlengkapannya.
Selain PAUD desa diharapkan juga ada PAUD-PAUD dari kontribusi masyarakat, sehingga kedepannya tidak hanya mengharapkan satu PAUD satu desa supaya anak-anak di Kubu Raya dapat tertampung pendidikannya di PAUD.
“Ada lima indikator dalam mengembangkan PAUD, selain pendidikan, ada juga pemeriksaan kesehatan, program koordinasi posyandu, program deteksi tumbuh kembang anak usia dini. Semua hal ini menjadi sesuatu yang harus kita seriuskan bersama dalam menangani anak usia dini”, ujarnya.
Baca Juga: Bunda, Ini 4 Syarat Agar Anak di Masa PAUD Siap Sekolah
Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di PAUD juga menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan berbagai hal positif lain. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD seringkali memiliki kemampuan untuk komunikasi lebih baik saat sekolah.
Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.
Sebagai orangtua, sangat penting untuk mengetahui pentingnya pendidikan anak usia dini.
Pasalnya, pendidikan ini akan menjadi pondasi bagi si kecil dalam membangun kemampuan dasar yang diperlukan dalam pendidikannya di masa mendatang.
Baca Juga: Semangati Bunda Paud Surabaya, Risma: Ayo Kita Ciptakan Anak Tangguh