Peneliti Madya dari BRBAP3 Maros, Muharijadi Atmomarsono dan Kamaruddin, dalam kesempatan itu menjelaskan,
penggunaan pakan sinbiotik yakni 10% dari berat pakan harian pada udang ataupun ikan.
Jika dalam satu tambak kebutuhan harian pakannya 10 kg, maka pakan sinbiotik yang dibutuhkan sebanyak 1 kg dicampurkan dengan 9 kg pakan komersil.
Peneliti yakin, pemberian pakan sinbiotik akan mencegah penyakit pada udang seperti Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang dapat menyebabkan kematian massal.
Baca Juga: Terinspirasi Ibnu Sina, Apri Sukses Ubah Sampah Organik Jadi Pakan Ikan
"Hal ini yang mengakibatkan petambak merugi" terangnya.
Sementara itu, Kasau selaku Ketua Kelompok Petambak Udang di Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, mengatakan, respon udang terhadap pakan sinbiotik ini cukup baik.
"Biasanya kalau pakan komersil disimpan di anco tambak membutuhkan 3-4 jam baru pakannya habis, tetapi jika menggunakan campuran pakan sinbiotik hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam, ini menujukkan respon udang terhadap pakan ini cukup baik," terangnya.
Baca Juga: Bantuan Logistik & Pakan Satwa Mulai Berdatangan Ke Kebun Binatang Bandung
Terpisah, Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali berharap, kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya petambak dan pembudidaya udang dan ikan untuk mengunakan pakan ramah lingkungan.
"Dengan hadirnya pakan ramah lingkungan seperti Sinbiotik ini kami harapkan petambak udang maupun ikan mampu meningkatkan produktivitas dan kesehatan pada udang dan ikannya,” tandas Laode.
Baca Juga: Ribuan Tukik Dilepas dari Konservasi Karena Kekurangan Pakan