Makassar, Sonora.ID - Proses seleksi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 masih terus berlanjut.
Satu persatu desa wisata peserta ajang tersebut gugur, hingga menyisakan 50 besar.
Dari puluhan desa wisata yang lolos seleksi, tiga diantaranya berada di Sulawesi Selatan.
Pertama adalah Desa wisata Kole Sawangan, Kecamatan Malimbong Balepe, Kababupaten Tana Toraja.
Baca Juga: 24 Desa Wisata di Sulsel Masuk 300 Besar ADWI 2021 Kemenparekraf
Desa ini terletak di kaki gunung Sado'ko dengan ketinggian 1.344 mdpl.
Karena lokasinya di kaki gunung, suhu di desa ini cukup dingin.
Malam hari, suhu harian bisa mencapai sekitar 12 ° C, sedangkan pagi dan siang hari suhunya mencapai 28 ° C.
Pelancong yang hendak ke desa Kole Sawangan kini bisa menggunakan pesawat.
Baca Juga: Ini 5 Destinasi Desa Wisata di Semarang yang Menarik Dikunjungi
Jarak tempuh Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Toraja sekitar 45 menit, kemudian dilanjutkan menggunakan roda dua atau roda empat sekitar 33 km atau 45 menit ke arah barat Toraja.
Desa wisata Kole Sawangan memiliki 4 dusun yang masing-masing punya keunikan.
Dusun Tallumanuk dengan kerajinan bambu dan tenunan.
Dusun Supate memiliki kawasan Saluliang kuburan batu yang mulai digunakan sejak tahun 1215 sampai sekarang.
Terdapat p107 liang dan tempat pemujaan aluktodolo (agama leluhur orang Toraja).
Baca Juga: Kampung Kreasi Mari Terpilih Masuk 300 Besar Desa Wisata Indonesia 2021
Selanjutnya, Dusun Sawangan menawarkan kerajinan tenun, sanggar tari, manik manik, tanaman bambu serta legenda Pa'doran dari Pokko.
Dan Dusun Patane dengan tanaman kopi Sado'ko Toraja dan kerajinan tenun.
Kole Sawangan memiliki wisata alam yang indah dengan pemandangan sawah terasering dan wisata budaya.
Baca Juga: Kampung Kreasi Mari Terpilih Masuk 300 Besar Desa Wisata Indonesia 2021
Masih di wilayah Toraja, tepatnya di Kabapaten Toraja Utara, ada desa wisata Nonongan.
Desa ini terletak di lembang Nonongan Kecamatan Sopai.
Desa Nonongan adalah desa wisata berbasis budaya dan alam. Desa wisata Nonongan baru diresmiskan April 2019 lalu.
Terakhir adalah desa wisata Ara yang reletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.
Potensi wisata yang di miliki Desa Ara antara lain yaitu Tebing Apparalang, Pantai Mandala Ria, dan Gua Passohara.
Baca Juga: Desa Rammang-Rammang Maros Masuk Penilaian Global Geopark oleh UNESCO
Namun yang paling terkenal adalah kearifan lokal masyarakat Desa Ara yang merupakan pengrajin Perahu Pinisi.
Bahkan, desa yang berjulukan Butta Panrita Lopi atau ahli pembuat perahu pinisi ini telah diakui oleh UNISCO sebagai salah satu Warisan Budaya tak benda dunia pada tanggal Desember 2017 di Korea Selatan.
Tak hanya Pinisi, desa wisata Ara juga menawarkan Seni Ukir Anjong dan Teba, Seni Tari Salonreng Ara, Assiusiri Kesenian Gong, dan Gendang (tunrung gandrang), Kelong, dan Doangang.
Baca Juga: Mendes PDTT Dukung Pemulihan Pariwisata Bali, Beri Izin Pembukaan Kembali Desa Wisata
Adapun pengumuman 50 besar Desa Wisata Terbaik ADWI 2021 ini dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, secara virtual, belum lama ini.
Tercatat, dari total 70.000 desa di seluruh Indonesia, terdapat 1.831 desa wisata yang ikut ajang ADWI tahun ini.
Ribuan desa itu tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Sandiaga Uno mengatakan, 1.831 desa yang mendaftar di ADWI 2021, telah terkurasi menjadi 300 desa, dan kemudian dikerucutkan menjadi 100 besar desa wisata, dan terpilihlah 50 besar desa wisata terbaik.
Menanggapi itu, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi tiga desa wisata daerahnya yang lolos ke 50 besar Desa Wisata terbaik.
Baca Juga: Nikmati Kopi Lokal a la Doesoen Kopi Sirap di Kabupaten Semarang
"Alhamdulillah. Kita berharap bisa melaju menjadi salah satu yang terpilih nantinya," ujar Sudirman.
Menurutnya, ajang ADWI dapat memicu perangkat desa bekerja maksimal dalam mengelola dan mempromosikan desa wisata masing-masing.
"Kita berharap ini bisa memotivasi bagi pengelola Desa dalam mengembangkan dan menjadikan desa sebagai penggerak ekonomi dengan mengedepankan kearifan lokal setiap daerah," pungkasnya.
Baca Juga: Nikmati Kopi Lokal a la Doesoen Kopi Sirap di Kabupaten Semarang