Karma juga menambahkan bahwa setiap tahun di Desa Adat Serangan juga digelar tradisi Mintar.
Dimana tradisi ini merupakan tradisi penolak bala yang dilaksanakan setiap bulan November.
Dalam pelaksanaan tradisi ini, semua palawatan Ida Bhatara mesolah keliling Serangan.
“Ida Betara melancaran (keliling) di wilayah Serangan untuk menjaga keamanan wilayah dan masyarakat di sini,” katanya.
Menurut Karma, tradisi ini bermula dari wabah muntaber yang pernah menyerang wilayah Serangan tahun 1950-an.
Baca Juga: Wagub Bali: Vaksinasi Tiga Kawasan Zona Hijau Hampir Capai Target 100 Persen
"Tahun 1950-an, wilayah Serangan pernah kena wabah muntaber dan banyak warga yang meninggal. Akhirnya desa adat melaksanakan ritual ini setiap tahunnya sebagai penolak bala," terangnya.
Pihaknya juga mengaku, jika setiap Bulan Purnama pelawatan Ida Betara berupa barong juga mesolah.
"Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan baik sekala maupun niskala ini bisa menghindarkan kami dari bahaya. Tak hanya bagi masyarakat Serangan tapi juga Denpasar, bahkan Bali," harapnya.
Baca Juga: Kunker Komisi X DPR RI di Denpasar, Wawalkot Bahas Pemulihan Pariwisata dan Zona Hijau Sanur