Bali, Sonora.ID - Kelurahan Serangan, Denpasar menjadi wilayah terlama yang mempertahankan zona hijau Covid-19 di Kota Denpasar.
Saat kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan di Kota Denpasar, Serangan hanya sampai zona kuning.
Setelahnya, kembali ke zona hijau bahkan pertanggal 28 Agustus 2021, tercatat Serangan nol kasus positif Covid-19.
Lurah Serangan, Wayan Karma Saat dikonfirmasi Senin (30/8/2021) mengatakan selama pandemi Covid-19 ini wilayahnya tak pernah sampai masuk zona orange apalagi zona merah.
Baca Juga: Hari Pertama PTM di Banjarmasin, Siswa yang Tinggal Dizona Orange Dipulangkan
Pihaknya mengaku, sangat gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol kesehatan.
"Kami terus imbau kepada masyarakat agar taat protokol kesehatan, juga menjaga imun tubuh. Saat Banyupinaruh ini kami juga gelar penyekatan agar tak ada yang melukat ke pantai di wilayah kami, biar tidak menimbulkan kerumunan," ujarnya.
Selain melakukan langkah penyekatan, pihaknya juga melakukan langkah secara sekala terkait penanganan pandemi Covid-19 ini. Dimana setiap hari raya, dilaksanakan persembahyangan oleh prajuru desa adat untuk memohon keselamatan di Pura Desa.
"Selain itu, masyarakat juga nyejer pejati di masing-masing merajan, ini kebijakan dari Jero Bendesa," ungkapnya.
Baca Juga: Sulsel Masuk Zona Hijau Berdasarkan Asesmen Situasi Epidemologi Pandemi Covid-19
Karma juga menambahkan bahwa setiap tahun di Desa Adat Serangan juga digelar tradisi Mintar.
Dimana tradisi ini merupakan tradisi penolak bala yang dilaksanakan setiap bulan November.
Dalam pelaksanaan tradisi ini, semua palawatan Ida Bhatara mesolah keliling Serangan.
“Ida Betara melancaran (keliling) di wilayah Serangan untuk menjaga keamanan wilayah dan masyarakat di sini,” katanya.
Menurut Karma, tradisi ini bermula dari wabah muntaber yang pernah menyerang wilayah Serangan tahun 1950-an.
Baca Juga: Wagub Bali: Vaksinasi Tiga Kawasan Zona Hijau Hampir Capai Target 100 Persen
"Tahun 1950-an, wilayah Serangan pernah kena wabah muntaber dan banyak warga yang meninggal. Akhirnya desa adat melaksanakan ritual ini setiap tahunnya sebagai penolak bala," terangnya.
Pihaknya juga mengaku, jika setiap Bulan Purnama pelawatan Ida Betara berupa barong juga mesolah.
"Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan baik sekala maupun niskala ini bisa menghindarkan kami dari bahaya. Tak hanya bagi masyarakat Serangan tapi juga Denpasar, bahkan Bali," harapnya.
Baca Juga: Kunker Komisi X DPR RI di Denpasar, Wawalkot Bahas Pemulihan Pariwisata dan Zona Hijau Sanur
Sementara itu, ketika ditanya mengenai pelaksanaan vaksinasi di wilayah ini, dari 3.000-an penduduk, sebanyak 300-an orang penduduk belum menerima vaksin.
Diungkapkan bahwa pada Tanggal 15 September mendatang, pihaknya berencana menggelar vaksinasi Covid-19 ini.
"Mudah-mudahan vaksinasi saat itu bisa mengcover semua warga kami di Serangan, sehingga vaksinasi bisa tuntas," ujar Karma.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, I Dewa Gede Rai mengatakan Kelurahan Serangan merupakan wilayah yang paling stabil semenjak pandemi Covid-19.
"Wilayah ini tak pernah zona merah, paling hanya zona kuning saat kasus di Denpasar melonjak Juli 2021 lalu," ujarnya.
Baca Juga: 30.389 Orang Sudah Divaksinasi di Wilayah Sanur Menuju Zona Hijau
Lebih lanjut, Dewa Rai menyebut ada beberapa faktor yang membuat Serangan bisa mempertahankan zona hijau dalam waktu yang lama.
Pertama yakni faktor geografis dimana Serangan berada pada wilayah yang terpisah dari daratan meskipun saat ini sudah dihubungkan dengan jembatan.
Dari segi mobilitas dan aktivitas penduduk, menurutnya tidak terlalu tinggi sehingga bisa lebih terpantau.
"Dari faktor alamnya, Serangan dikelilingi oleh laut karena berada di daerah pesisir. Juga dari kedisiplinan masyarakatnya menerapkan protokol kesehatan," tutupnya.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Maksimalkan Vaksinasi Menuju Sanur Zona Hijau