3. Membaca buku atau biografi
Selain dari penggunaan bahasa, ada cara-cara lain yang dapat menunjang pola pikir positif ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah membaca buku.
Berangkat dari kisah pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya secara tidak langsung dapat meraih kesuksesannya dari kebiasaan membaca buku.
Terlepas dari masa mudanya yang tidak begitu dihabiskan dengan bergaul, ternyata kebiasaannya membaca buku dapat menjadi faktor pembentuk pola pikir positif.
Buku memberikan informasi sekaligus catatan inspiratif sehingga membaca buku juga dinilai efektif dalam membentuk pola pikir positif.
Selain membaca buku, kamu dapat mencari biografi seseorang yang kondisinya relevan dengan kondisimu saat ini.
Baca Juga: Sering Digosipin? Ini 3 Tips Jaga Pikiran Tetap Positif ala Pelatih NLP
Widya menggunakan contoh pengalaman orang tua atau orang-orang berusia matang yang cenderung pesimis akan kesuksesannya.
Asumsi umum masyarakat adalah semakin tua maka kesempatannya semakin berkurang karena adanya faktor usia atau penuaan.
Akan tetapi, jika bisa melihat lebih luas maka kamu akan disadarkan oleh cerita penemu KFC yang kesuksesan bisnisnya dimulai dari usia matang.
Atau kamu bisa melihat para pemegang jabatan tinggi di berbagai instansi merupakan orang-orang yang sudah tua.
Artinya, asumsi yang berkembang tidak lah bersifat mutlak.
Kamu masih memiliki peluang untuk mengubah keadaan yang biasa masyarakat tanamkan secara negatif.
Baca Juga: Raih Kekayaan Finansial dengan 'Kakeibo', Seni Menabung ala Orang Jepang